Baca juga >> Kera Ekor Panjang Serbu Gunungkidul
Serangan monyet ekor panjang (macaca fascicularis/long tailed macaque) tak hanya membawa kerugian materi bagi petani di Desa Monggol, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Dampak serangan juga berpengaruh pada kehidupan sosial warga.
Pagi itu Painah berjalan perlahan di jalanan berbatu putih yang baru saja dikeraskan dengan stom. Sambil menggendong tumpukan kayu bakar, Painah tergopoh-gopoh menyusuri jalanan itu. “Ana munyuk ora mbah [ada monyet enggak mbah]?” celetuk tetangga Painah, Samsudi, begitu Painah hendak melintas di depan Samsudi, Rabu (15/1/2014).
“Ora, wong dijaga kok. Nek ra dijaga yo wes entek tandurane [Tidak , karena dijaga. Kalau tidak dijaga ya sudah habis tanamannya],” ungkap Painah seraya berhenti dan menaruh kayu bakarnya untuk beristirahat sejenak.
Painah bergantian menjaga ladangnya di dekat hutan dengan anaknya. Tak ada pembagian jam kerja dalam tugas menunggui tanaman yang hampir dipanen itu. Ketika satu datang, yang penjaga satunya boleh pergi untuk menjalankan aktivitasnya.
Painah dan anaknya tidak mau ambil risiko. Mereka tak mau lengah sedikit pun. Monyet-monyet ekor panjang selalu mengintai tanaman di ladang mereka dan ladang petani lain. terlena sebentar saja, bisa berakibat fatal.
Tetangga Painah lainnya Supardiono sudah bernasib lebih buruk. Tanaman kacangnya hampir ludes diserang monyet ekor panjang. Ia hanya mendapat sisa tiga kilogram. “Harus dijaga terus. Kalau bisa 24 jam non stop karena serangan monyet tidak bisa diprediksi kapan dan di mana,” papar dia.
Bersama anggota masyarakat lainnya mereka mengobrol seru soal monyet itu di dekat area ladang mereka. Bahkan ada yang menyeletuk, gara-gara serangan monyet, mereka jadi tidak bisa nyinom atau membantu tetangga yang sedang punya hajat. Pasalnya serangan monyet ekor panjang perlu diwaspadai sehingga tidak bisa ditinggal barang sebentar.
Kepala Dusun Bulurejo, Desa Monggol, Samsudi mengakui serangan monyet tahun ini lebih ganas dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tak sedikit warga menjadi histeris begitu tahu tanamannya habis dimakan monyet. Kebanyakan para ibu-ibu yang histeris mengetahui hasil tanamannya ludes dilahap kawanan monyet.
“Usaha kami ya hanya dengan menjaga tanaman kami. Mau dibunuh juga tidak tega dan tidak boleh. Tapi kalau dibiarkan, kok jadi hama. Kami harus bagaimana?” tutur dia menutup perbincangan siang tersebut.
via harianjogja.com | foto Satriyo A.
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta