Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG DIY Djoko Budiyono mengatakan, beberapa daerah di Bantul seperti Imogiri, Jetis, Pajangan dan Pandak; Gunungkidul (Girisubo, Tajungsari dan Tepus); Kulonprogo (Galur, Lendah, Pengasih dan Temon), berpotensi mengalami kekeringan lebih dari 60 hari.
Kekeringan jenis ini sudah masuk kekeringan meteorologis atau berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst).
Kemudian untuk kekeringan dengan rentang waktu 31 sampai 60 hari, kata Djoko akan terjadi di Imogiri, Kretek, Piyungan, Pundong, Sedayu, Sewon (Kabupaten Bantul); Gedangsari, Karangmojo, Nglipar, Paliyan, Panggang, Panggang, Playen, Ponjong, Purwosari (Gunungkidul) ; Galur, Kalibawang, Nanggulan, Samigaluh, Panjatan (Kulonprogo); dan Berbah, Minggir, Ngemplak (Sleman). Peringatan dini kekeringan termuktahir dari BMKG DIY dirilis pada 20 Juli 2018.
“Puncak musim kemarau di DIY diprediksi terjadi pada Agustus. Dengan tidak adanya hujan, bahkan hingga lebih dari dua bulan, maka potensi defisit air bagi tanaman akan berkurang, terutama yang airnya berasal dari tadah hujan,” jelas Djoko, Jumat (27/7/2018).
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Selengkapnya baca > HarianJogja | foto ilustrasi