Kabupaten Gunungkidul semakin dilirik sebagai destinasi wisata baru di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena menyimpan potensi besar untuk dikembangkan. Dalam lima atau sepuluh tahun mendatang bisa disejajarkan dengan Bali yang sudah mendunia.
Hal tersebut diungkapkan Pengamat Ekonomi Cyrillus Harinowo kepada wartawan dalam acara ‘Kafe BCA in Yogyakarta’ belum lama ini di Radika Paradise belum lama ini. Menurutnya, Gunungkidul memiliki kekayaan alam berupa karst, cagar alam dan jejejeran pantai yang menawan. Potensi ini belum tergarap maksimal sehingga butuh kepedulian dari pemerintah pusat sampai pemerintah kabupaten. Apabila dikembangkan secara optimal akan memberi dampak positif bagi masyarakat setempat dan pendapatan bagi negara
“Saya selalu menyebut Gunungkidul bisa menjadi Bali baru di Indonesia. Garis pantai sepanjang 72 kilometer mendukung hal itu meskipun saat ini Gunungkidul belum termasuk dalam pengembagan 10 destinasi baru di Indonesia. Pemerintah saat ini masih memprioritaskan Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika dan Borobudur termasuk dalam 10 bali Baru itu,” ungkap Cyrillus.
Cyrillus menjelaskan kondisi pantai di Gunungkidul merupakan gabungan dengan pantai yang ada di Bali dan Labuan Bajo. Kombinasi ini semakin menguatkan agar pengembangan kawasan Gunungkidul dipercepat. Guna mewujudkan Gunungkidul sebagai ‘Bali’ baru di Indonesia membutuhkan dana sebesar Rp 15 triliun. Jumlah ini sama besar saat pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Namun, dana yang baru digunakan sekitar Rp 4 triliunan dan dampak positifnya mulai terasa. Pembangunan bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) akan memberi dampak besar bagi percepatan pembangunan kawasan di Gunungkidul.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Selengkapnya baca > KRJogja | foto ilustrasi