Aktivitas Gunung Merapi ternyata Memicu Cuaca Ekstrim di Jogja


Jogja, Sleman – Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi berupa guguran lava dan juga ketersediaannya abu vulkanik di atmosfer ternyata berimbas menambahnya akumulasi partikel-partikel di udara yang mendukung pembentukan uap air. Selain itu aktivitas Gunung Merapi juga telah menyebabkan awan cumulonimbus (CB) mencapai ketinggian lebih dari 12 kilometer.

Demikian pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi DIY. Dimana suhu puncak awan yang mencapai 12 kilometer ini akan mencapai minus 80 derajat. Dengan ketersediaan air yang begitu tebal sampai 9 kilometer kemudiaan ketebalan es hingga 3 kilometer di puncak awan, menyebabkan adanya hujan lebat dan hujan es.

“Artinya ada korelasi antara aktivitas Gunung Merapi dengan meningkatkan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Sleman akhir-akhir ini. Setidaknya hingga akhir Maret-April harus menjadi perhatian,” kata Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa dalam jumpa pers di Ruang Praja Kompleks Setda Sleman, Kamis (31/1).

Lebih lanjut Sigit menambahkan, Kabupaten Sleman merupakan wilayah rawan bencana khususnya hidrometeorologi atau bencana akibat dari cuaca ekstrem. Berdasarkan data historis, 81 persen bencana di Sleman itu merupakan hidrometeorologi. Mulai dari angin kencang, hujan hingga petir.

Selengkapnya baca > KRJogja | foto twitter @andijadmiko

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta