Monday, October 20, 2025
HomeSerba-serbi JogjaPenyebab Suhu Udara Jogja Dingin

Penyebab Suhu Udara Jogja Dingin

image


Suhu dingin dalam beberapa hari terakhir dirasakan masyarakat di wilayahYogyakarta dan sekitarnya. Kondisi ekstrim tersebut ditambah dengan hujan lebat yang mengguyur wilayah ini sepanjang hari. Peristiwa alam ini diramalkan berlangsung selama sepekan dan akan berakhir pada Minggu (20/07/2014) mendatang.

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan, saat malam hari pada Minggu (13/07/2014) hingga Rabu (16/07/2014) suhu mencapai 21 derajat celcius dan siang hari hanya 27 derajat celcius saja. Dalam kondisi normal pada bulan Juli, suhu di wilayah Yogyakarta seharusnya berkisar antara 26 derajat celcius hingga 31 derajat celcius.

Untuk kelembaban udara juga mengalami perubahan. Dari kondisi normal, kelembaban udara rata-rata 60 hingga 80 persen namun dalam empat hari ini meningkat menjadi 75 hingga 95 persen. Sementara curah hujan dalam empat hari belakangan intesitasnya mencapai 40 ml perhari, sedangkan pada musim kemarau seperti saat ini intensitas hujan seharusnya hanya 20 – 30 ml persepuluh hari.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Tony Agus Wijaya mengungkapkan, rendahnya suhu udara di Yogyakarta serta meningkatnya intensitas curah hujan dipengaruhi adanya perubahan pola angin atas wilayah Jawa serta terjadinya tekanan udara rendah di bagian Sumatera. Pola angin yang normal pada bulan Juli yakni berhembus dari timur ke barat, namun dengan adanya tekanan udara rendah di Sumatera membuat angin yang melintasi Jawa berbelok dari timur menuju utara.

“Adanya perubahan pola angin menuju utara ini membuat awan berjalan melambat untuk kemudian bergeser ke arah utara menuju Sumatera. Karena perlambatan ini, awan hujan tertahan cukup lama di atas Jawa sehingga mengakibatkan hujan,” ungkap Toni di kantor BMKG Yogyakarta, Kamis (17/07/2014).

Banyaknya awan yang berkumpul di atas Jawa ini akhirnya memaksa panas sinar matahari tak bisa menembus bumi sehingga yang terjadi kemudian suhu udara menjadi dingin. Jika pola angin berjalan normal, awan akan terus bergerak mengikuti arah angin sehingga tak terjadi penumpukan awan di suatu wilayah. Awan yang menumpuk akan mengakibatkan kelembaban udara menjadi tinggi dan memicu suhu udara jadi rendah karena panas sinar matahari sulit menembus.

“Saat ini awan hujan yang tertahan di atas Jawa perlahan mulai bergeser ke utara menuju Sumatera sehingga intensitas hujan mulai berkurang. Pada akhir pekan ini diperkirakan kondisi cuaca di DIY mulai normal kembali,” jelasnya.

Gangguan cuaca seperti ini, tambah Tony, sifatnya jangka pendek dan bisa terjadi kapan saja. Namun secara umum wilayah tanah air saat ini masih dalam musim kemarau yang puncaknya akan terjadi pada bulan Agustus dan berakhir Oktober mendatang. 

via krjogja.com

RELATED ARTICLES

Most Popular