Patung gajah karya pematung Yogyakarta, Dunadi, senilai Rp80 juta, akan dipajang di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Patung hasil karya mandiri Dunadi tersebut hanya sebagian dari belasan patung lain yang akan dipajang mulai 1 Oktober 2014, menyemarakkan hari jadi ke-258 Kota Yogyakarta.
Rencananya, selain Dunadi, ada 11 seniman patung lain yang juga memajang patung-patungnya di kawasan Malioboro. Penempatan belasan patung karya 12 seniman tersebut menjadi satu rangkaian ritual 00 di Titik Nol Kilometer, yang akan diluncurkan Wali Kota Yogyakarta pada 1 Oktober 2014.
Dunadi mengatakan, hasil karyanya terdiri atas tiga patung gajah berukuran kecil, sedang dan besar. Menurutnya, patung yang dimaksudkan sebagai media ekspresi pengunjung Malioboro tersebut dibuat dengan bahan fiber glass.
“Patung gajah terbesar berukuran panjang 5 meter, lebar 1,6 meter dan tinggi 3,7 meter. Judulnya Bertautan, biaya sekitar Rp75 juta-Rp80 juta,” katanya, di Balai Kota Yogyakarta, Senin (22/9/2014).
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Dijelaskan, patung gajah ditempatkan di kawasan tersebut sebagai bentuk interaksi dengan masyarakat. Sebab itu, pengunjung nantinya diperbolehkan berekspresi dengan patungnya itu. Tidak hanya berfoto-foto, pengunjung bahkan boleh mencoretnya, baik berupa mural maupun tandatangan.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
“Ini bentuk apresiasi kami kepada pengunjung Yogyakarta,” katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro, Syarif Teguh, menyampaikan, pemajangan patung sebagai karya seni untuk mempercantik wajah Kota Yogyakarta. Sebab itu, perhelatan seni tersebut juga akan menekankan tema keistimewaanYogyakarta, problem tata kota dan eksistensi Keraton. “Ada tiga pendekatan, yaitu ruang fisik, nonfisik dan karya bebas,” ujarnya.
Menurutnya, patung-patung sesuai pendekatan fisik berarti akan menyatu dengan Malioboro, misal di dekat video tron, ngejaman dan lainnya, patung sesuai pendekatan nonfisik akan menggambarkan situasi diskusi, berpacaran dan aktivitas sosial lainnya di kawasan itu. Sementara karya bebas lebih menunjukkan Malioboro sebagai tempat berinteraksi masyarakat.
Selain Dunadi, pematung lain yang karyanya akan dipamerkan adalah Ambrosius Edi Priyanto, Ali Umar, Basuki Praworo, Dani Daoed, Heru Siswanto, I Made Arya Palguna, Komreden Haro, KW Lindu Prasekti, Rifqi Sukma, Timbul Raharjo dan Yulhendri.
via tribunjogja.com