Kasus ISPA di Jogja Melonjak, Karena Perubahan Suhu Ekstrem


JOGYA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta melaporkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan faringitis atau radang tenggorokan dalam beberapa waktu terakhir. Dari tanggal 13 hingga 17 Oktober, tercatat sebanyak 485 kasus ISPA yang tersebar di seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, menjelaskan bahwa terdapat berbagai faktor yang menyebabkan lonjakan kasus ISPA di wilayah ini.

Beberapa di antaranya adalah perubahan suhu yang mendadak, angin kencang, serta tingkat kelembapan yang tinggi. Selain itu, penyakit pernapasan sering kali muncul akibat kurangnya asupan cairan, konsumsi makanan berminyak, paparan asap rokok, polusi udara, serta konsumsi es atau air dingin yang berlebihan. Kondisi ini memfasilitasi pertumbuhan virus dan bakteri.

“Akibatnya, risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan seperti flu, batuk, pilek, dan radang tenggorokan atau faringitis menjadi lebih tinggi,” ungkap Endang pada Senin (21/10/2024).

Endang juga menambahkan bahwa penyakit ini biasanya diawali dengan gejala umum seperti hidung tersumbat, batuk kering, demam, serta ketidaknyamanan pada tenggorokan.

Selengkapnya baca HarianJogja