Sekitar JOGJA — Pusat Riset Kebencanaan Geologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melaksanakan ekspedisi geologi darat di kawasan Semarang, Demak, Kendal, Jawa Tengah. Hasil dari ekspedisi ini menunjukkan adanya potensi sesar aktif di daerah Semarang dan sekitarnya.
Dikutip dari situs resmi BRIN, Rabu (6/8/2025), kegiatan ekspedisi tersebut berlangsung pada bulan Mei 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendokumentasikan dan memahami fitur geologi aktif, khususnya struktur sesar naik yang menunjukkan potensi aktivitas seismik di masa lalu.
Baca Juga : 6 Misteri Yang Belum Terpecahkan di Indonesia
Sonny Aribowo, peneliti di bidang Paleoseismologi dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, menyatakan bahwa terdapat temuan menarik berupa jejak morfologi yang unik antara pantai utara Jawa dan Kota Semarang. Ia menjelaskan bahwa hal ini menunjukkan adanya batas morfologi yang mencolok antara area data di utara dan area yang lebih tinggi di selatan.
Baca Juga : Ada yang Gratis! 5 Tempat Wisata Murah di Bali
“Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan aktif karena ditemukan batuan atau endapan yang menjadi indikatornya,” ungkap Sonny.
Ia menjelaskan bahwa ekspedisi tersebut mencakup tiga zona utama, yaitu Zona Timur (Demak), Zona Kota (Semarang), dan Zona Barat (Kendal). Ia menambahkan, di Zona Timur, ditemukan gawir sesar berupa lereng curam setinggi 1 meter di atas endapan aluvial muda. Gawir sesar ini diperkirakan merupakan hasil dari satu kejadian gempa.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Ia menyatakan bahwa lokasi tersebut sangat cocok untuk survei geolistrik dan pemetaan lanjutan menggunakan LiDAR. Survei geolistrik adalah metode untuk mengamati struktur bawah permukaan tanah dengan memanfaatkan listrik.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Selanjutnya, di Zona Kota, struktur serupa juga muncul di area Taman Makam Pahlawan dengan ketinggian gawir mencapai 4 meter. Ia menyatakan bahwa akan dilakukan pelacakan lebih lanjut menggunakan geolistrik, mengingat kawasan tersebut merupakan daerah perkotaan yang telah dimodifikasi oleh manusia.
Selengkapnya di Detik | foto ilustrasi