Tuesday, November 4, 2025
HomeBerita JogjaDitemukan Periuk Berisi Lempengan Emas di Candi Bedingin

Ditemukan Periuk Berisi Lempengan Emas di Candi Bedingin

Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY melakukan ekskavasi penyelamatan terhadapĀ Situs Bedingin, yang diperkirakan merupakan sebuah bangunan candi. Situs tersebut pertama kali diketahui oleh
pekerja bangunan di Dusun Bedingin, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, pada 20 Oktober lalu.

Kepala Seksi Pelindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB DIY, Wahyu Astuti mengatakan, setelah ada laporanĀ mengenai situs tersebut, pihaknya lalu memulai proses ekskavasi pada 11 Oktober lalu. Rencananya ekskavasi akanĀ dilakukan hingga 10 hari mendatang.

Pada ekskavasi Rabu (13/11/2013) lalu, timnya tak hanya menemukan sejumlah blok batuan di situs tersebut. NamunĀ yang mencengangkan adalah, seorang anggota timnya menemukan sebuah priuk kecil yang di dalamnya berisikanĀ lempengan emas.

“Emasnya berbentuk lempenganĀ emasĀ dalam periuk kecil. Emas tersebut ada tulisannya, tapi belum dapat dibaca,Ā karena ukuran tulisannya sangat keci. Selain itu ada fragmen perak yang kami temukan,” jelasnya, KamisĀ (14/11/2013).

Dari pengalaman sebelumnya, periuk yang ditemukan biasanya terletak di bawah yoni yang terdapat pada sebuah candi.Ā Menurutnya, bagian tersebut merupakan bekal kubur yang biasanya berisi emas.

Menurutnya, dari informasi awal ia memperkirakan bahwa dari bagian yang ditemukan, ia meyakini bahwa hal ituĀ merujuk pada bagian atap candi. Namun untuk memastikannya, ekskavasi akan terus dilakukan lebih dalam lagi.

“Ini yang sudah terlihat adalah komponen atap candi, karena sudah ditemukan antefik, makara, dan sisi genta. JadiĀ kemungkinan di bawahnya masih ada bangunan candinya,” ungkapnya.

Pokja Pelindungan, BPCB DIY, Taufik menambahkan, ekskavasi dilakukan untuk menentukan apakah nanti ada rekomendasiĀ untuk terus dilanjutkan atau tidak. Untuk itu waktu 10 hari ekskavasi tahap pertama nanti akan sangat menentukan.

“Pertama kali, kami temukan 19 blok batu yang lalu kami amankan di Balai Penampungan Benda Cagar Budaya di Mlati.Ā Kemudian kami analisa di kantor dan direkomendasikan untuk dilakukan ekskavasi,” paparnya.

Dari data yang telah didapatnya, ia yakin bahwa Situs Bedingin tersebut merupakan sebuah candi. Pasalnya ia telahĀ menemukan arsitek candi dan berbagai bagian yang merupakan bagian candi. Beberapa di antaranya adalah antefik atauĀ hiasan pada candi dan makara.

“Jelas ada indikasi candi di sini. Tapi memang kami belum menemukan struktur candi atau bagian pondasi yang utuhĀ untuk sebuah candi. Makanya kami akan terus gali beberapa tanah di sekitar candi,” jelasnya.

Namun ia mengakui cukup bermasalah dengan lokasi situs yang berada di halaman sebuah rumah yang sedang dibangun.Ā Hal itu pun menjadi kendala baginya untuk menggali tanah dengan maksimal, lantaran harus memikirkan yang memilikiĀ tanah.

“Kemarin saja saat mau digali, yang punya rumah keberatan. Takut kalau nanti akan menghentikan pembangunanĀ rumahnya yang sudah berdiri. Susah juga untuk dinego kalau sudah berdiri,” terangnya.

Meski masih sangat terbatas, ia akan terus melakukan penggalian di sekitar situs untuk mencari denah candi.Ā Menurutnya, hingga kini yang ditemukan masih berupa reruntuhan batu candi yang diperkirakan runtuh ke arah selatanĀ dan barat daya.

Untuk itu ia belum dapat memperkirakan candi tersebut apakah candi Hindu atau Budha. Bahkan hingga saat ini belumĀ diperoleh gambaran mengenai ukuran dan arah hadap situs yang berada tak jauh dari LP Cebongan itu.

Menurutnya, jika dalam 10 hari mendatang ada temuan baru yang signifikan, ekskavasi akan dilanjutkan ke tahapanĀ berikutnya. Namun jika tidak ada hasil yang berarti, ia akan mengkaji temuan tersebut sebelum menentukan langkahĀ selanjutnya.

Warga setempat, Nanang mengatakan bahwa di desa tersebut tidak pernah terdengar kisah mengenai candi atauĀ sejenisnya. Tapi ia mengakui ada Balai Penampungan Benda Cagar Budaya di Mlati, yang tak jauh dari lokasiĀ ditemukannya Situs Bedingin.

“Saya tidak pernah dengar cerita soal candi di desa ini. Tidak pernah tahu ada sejarah tentang candi juga,”Ā jelasnya sembari menyaksikan batuan yang digali sejumlah relawan BPCB DIY.

Sebelumnya, pada 20 Oktober lalu, seorang pekerja bangunan menggali tanah untuk septic tank di depan sebuahĀ bangunan rumah. Namun setelah menggali hingga sekitar dua meter, ia melihat sejumlah bongkahan batu. Ia laluĀ melaporkannya ke Satpam setempat hingga ke BPCB DIY.

via tribunnews.com

RELATED ARTICLES

Most Popular