Fenomena munculnya cacing dalam keadaan lemas dalam beberapa hari terakhir yang dihubungkan dengan pertanda gempa besar hingga menimbulkan keresahan di masyarakat langsung direspon Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY.
BMKG mengirim tim dan peralatan untuk mendeteksi potensi gempa di Pos Pemantauan Sesar Opak di Kantor Kecamatan Pundong.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Kepala BMKG DIY, Bambang Suryo Santoso menjelaskan, survei seismik yang mereka lakukan kali ini didasarkan laporan dan fenomena yang berkembang di masyarakat.
“Kita pastikan agar tidak makin menimbulkan keresahan di masyarakat,” jelasnya pada Kamis (4/5).
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Bambang menjelaskan, peralatan yang dipakai BMKG untuk mendeteksi aktivitas sesar opak berupa GPS dan alat penangkap seismik.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
“GPS untuk menentukan lokasi yang kita amati, ini alat penangkap seismik untuk mengamati pergerakan tanah di bawah, nanti kalau ada gerakan, gelombang yang muncul akan menunjukkan karakternya,” jelasnya.
Bambang menjelaskan pemilihan lokasi tersebut untuk memantau potensi gempa lebih didasarkan karena lokasi tersebut dekat dengan sesar opak yang bisa menjadi penyebab munculnya gempa di Yogya, lokasi tersebut menurutnya tidak ditemukan laporan munculnya cacing.
Dari survei yang telah dilakukan, menurut Bambang bisa disimpulkan tidak ada aktivitas tidak wajar di sesar opak yang berpotensi menimbulkan gempa besar.
Atas temuan tersebut, Bambang mengajak untuk tidak terpengaruh isu, menurutnya fenomena munculnya cacing dalam keadaan lemas lebih disebabkan cacing yang kepanasan karena kondisi cuaca akhir-akhir ini.
“Cacing itu keluar karena kepanasan, sebelum cacing keluar 11 hari tidak hujan lalu kena air, di bagian atas tanah air akan terpanasi, jadi cacing semacam tersiram air panas,” tandasnya.
via tribunjogja