Siang hari yang terik di sebuah jalan berbatu dan menanjak di pinggir Jalan Jalur Lintas Selatan Saptosari, Gunungkidul, Rifal Dwi Kurniawan mempercepat langkah menuju jalan pulang. Sesekali ia berjinjit menghindari kerikil-kerikil tajam agar tak terinjak kaki kecilnya yang telanjang.
Ada yang berbeda dengan Rifal, sepulang sekolah bukan mainan atau jajanan pelepas dahaga yang ia genggam, namun sebuah termos berisi es lilin bekal jualannya di sekolah.
Rifal Dwi Kurniawan (11), siswa kelas 4 Sekolah Dasar (SD) Trowono III, Saptosari, Gunungkidul terbiasa menjalani hari-hari dengan berjualan es lilin kacang hijau di sekolahnya. Keseharian tersebut sudah dilakoninya sejak ia duduk di kelas dua SD. Setiap pagi, Rifal memulai pagi harinya dengan berangkat sekolah sembari membawa sebuah termos berisi es lilin yang akan dijual kepada teman-temannya di sekolah.
“Nggak pernah malu jualan es lilin, senang bisa bantu ibu cari uang,” kata Rifal, Selasa (6/9/2016).
Ibu kandung Rifal, Mundiarti mengatakan sangat bangga dengan anak nomor duanya tersebut. Sejak usia 15 bulan, Mundiarti harus membesarkan Rifal tanpa sosok ayah karena suaminya harus mencari nafkah di negeri seberang, Malaysia.
Selengkapnya baca > HarianJogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta