Penghasilan Pengemis di Jogja 200 Ribu Perhari


Bukannya berkurang jumlah pengemis Jogja justru makin banyak. Berapa penghasilan mereka sebenarnya sehingga “profesi” ini seolah menjadi pilihan.

Harianjogja.com mencoba menyusuri sejumlah tempat yang biasa digunakan orang untuk mengemis. Dari pantauan awal, para pengemis tersebut mempunyai tempat yang tetap yang setiap hari di jadikan tempat untuk ngetem.

Hampir di setiap perempatan atau lampu merah, selalu ada pengemis yang berada di tempat itu. Mereka memanfaatkan waktu lampu merah untuk mengetuk jendela mobil dengan berbagai cara. Entah langsung menengadahkan tangan, bermain musik ala kadarnya hingga sekadar bernyanyi sambil bertepuk tangan.

Penghasilan mereka ternyata cukup besar. Setidaknya setiap lampu merah mereka bisa mendapatkan satu orang ”donatur” dengan minimal pemberian Rp500. Namun kebanyakan adalah Rp1.000. Sedikit demi sedikit, maka uang pun terkumpul menjadi banyak.

Di pertigaan Jalan Sugiono, Jogja misalnya. Budi, 45, seorang pengemis dari Gombong, Kebumen dalam sehari ternyata bisa meraih pendapatan Rp200.000/hari di tempat tersebut.

Dalam menjalankan aksinya, pria yang tinggal di Kricak, Tegalrejo itu datang bersama dengan istri dan anaknya.

Meskipun demikian, istri dan anaknya ditinggal di sebuah ruko yang tidak jauh dari tempat dia menjalankan aksinya. Karena sulit untuk mendapatkan keterangan langsung, Harian Jogja mencoba mencari informasi dari warga yang ada di sekitar tersebut.

Keterangan yang diperoleh cukup mengejutkan.

Pengemis itu datang ke lokasi menggunakan sepeda motor. “Dia datang pak motor Mio Merah,” kata Poniran, penjual rokok yang membuka warung di sekitar tempat itu kepada Harianjogja.com pekan lalu.

Menurut Poniran, pengemis itu biasanya menukarkan uang receh ke sebuah minimarket yang ada di dekat tempat tersebut.

”Tetapi, terkadang juga ke sini. Kalau sama saya biasanya yang ditukarkan berkisar Rp50.000 sampai Rp100.000,” kata Poniran lagi.

via harianjogja.com