Pasar asuransi di Tanah Air akan mengalami lonjakan tajam begitu Pertumbuhan Domestik Bruto Indonesia (PDB) melesat ke-10 besar dunia dalam beberapa tahun mendatang.
Saat ini Indonesia adalah anggota negara-negara G20 yang artinya pertumbuhan ekonomi sudah masuk 20 besar dunia, tepatnya 16 besar.
“Kami sangat optimistis, income per pita Indonesia akan terus naik dan dalam beberapa tahun ke depan, PDB Indonesia segera masuk dalam 10 besar dunia. Saat itu, permintaan akan asuransi bakal mengalami lonjakan,” kata Firdaus Djaelani (Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan) dalam siaran pers (15/11).
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Menurut Firdaus, begitu perekonomian bergerak menuju 10 besar, akan terjadi migrasi besar-besaran dari penduduk dengan pendapatan rendah ke pendapatan menengah.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Saat inipun, kata dia, investor luar negeri sudah melirik pasar Indonesia karena selain populasinya yang besar, yang berarti menyimpan pasar yang besar pula, pertumbuhan ekonomi Tanah Air cukup bagus.
“Pada 2015, pertumbuhan ekonomi masih 4,8 persen di tengah kondisi ekonomi global yang memang sedang berat. Tahun ini kemungkinan bisa di angka 5,1-5,2 persen. Pada 2017, Presiden Joko Widodo mencanangkan pertumbuhan sebesar 5,3 persen. Kami yakin, permintaan akan asuransi makin kuat,” kata Firdaus.
Indonesia adalah pasar yang mature (matang), sehingga sesuai teori ekonomi masih bisa terus berkembang. “Sekarang, contohnya Jepang, sudah menjadi negara maju. Pertumbuhannya sudah tidak bisa berkembang terlalu besar. Di Jepang, mungkin 1 orang sudah punya 2 polis. Beda dengan Indonesia yang di antara 100 orang, baru 11 orang yang menjadi peserta asuransi komersial,” kata Firdaus.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, selama kuartal III 2016, sektor jasa keuangan dan asuransi mengalami pertumbuhan sebesar 8,83% (yoy), tertinggi kedua setelah sektor informasi dan komunikasi yang mencapai 9,2%. Jasa keuangan dan asuransi juga menduduki posisi kedua dalam Indeks Tendensi Bisnis (ITB) tertinggi selama kuartal tersebut, yakni sebesar 111,53, di bawah konstruksi yang mencapai 111,74.
Sampai dengan September 2016, rasio antara premi asuransi dan PDB di Indonesia sebesar 2,63 persen, masih sangat rendah jika dibandingkan negara-negara tetangga. Tingkat penetrasi di Singapura sebesar 7,25 persen, Malaysia 5,49 persen dan Thailand 5,05 persen
“Untuk 10 tahun ke depan, kami harapkan rasio ini bisa mencapai 3 persen,” kata Firdaus.
Dampak Peringatan Hari Asuransi
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesai (DAI) Hendrisman Rahim menilai, sosialisasi dan edukasi asuransi di masyarakat berdampak besar pada perkembangan industri asuransi.
“Tahun ini kami mengadakan acara Hari Asuransi yang ke-11. Bagaimana dampak dari acara yang kami lakukan ini? Saya rasa cukup besar. Sebelas tahun lalu, rasio antara premi asuransi dan PDB belum sampai 2 persen, tapi kini sudah 2,63 persen. Tentu saja kami ingin dampak ini bisa lebih besar lagi,” kata Hendrisman.
Oleh sebab itu, peringatan Hari Asuransi dari tahun ke tahun terus dikembangkan.
“Kalau dulu mungkin hanya di 4-5 kota, sekarang sudah di 11 kota karena dampaknya yang cukup besar,” kata dia.
Hendrisman mencontohkan puncak peringatan Hari Asuransi berupa Festival Asuransi di Yogyakarta pada Minggu (13 November) lalu yang berhasil menyedot massa kurang lebih 20.000 orang, jauh melampaui target 5.000 orang yang dicanangkan panitia.
“Ini adalah pencapaian pengunjung terbesar dalam sejarah Hari Asuransi. Tentu saja ini makin mendukung optimisme kami akan prospek industri ini ke depan,” kata Hendrisman. (*)
Tentang DAI
Dewan Asuransi Indonesia beranggotakan 10 asosiasi, 6 diantaranya adalah industri perasuransian yaitu Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi dan Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI), Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI), Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi & Reasuransi Indonesia (APPARINDO).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Dedi Harsongko
Sekretariat Dewan Asuransi Indonesia (DAI)
Gedung Permata Kuningan Lantai 2
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C, Jakarta Selatan
T/F : 021 29069751 / 021 29069752
Web : www.dai.or.id