Tiga peneliti dari Fakultas Geografi UGM yang dipimpin oleh Doktor Eko Haryono melakukan penelitian ke dalam gua yang baru ditemukan di komplek wisata Gua Pindul. Tim akan melakukan pemetaan dan tingkat keamanan gua sebelum dimanfaatkan untuk obyek wisata.
Eko menjelaskan, dari penelitian yang dilakukannya, gua baru yang ditemukan tersebut terbentuk oleh aliran air. Sebelumnya, gua yang baru ditemukan ini dialiri sungai bawah tanah. Namun karena gejala alam, struktur tanah yang ada di gua terangkat sehingga aliran sungai berpindah ke Banyu Moto atau di sisi timur gua.
“Terjadi pengangkatan lembah sehingga membentuk sungai baru,”ucapnya.
Setelah lama tidak dialiri air, material yang ada di dalam gua akhirnya berubah menjadi batuan kalsit. Sementara dari dinding gua, terus tumbuh stalaktit .
Batuan jenis kalsit yang ada di dalam gua ini ketika disinari akan memantulkan cahaya dan terlihat sangat indah.
“Bantuan kalsit ini memantulkan cahaya, sementara yang ada di bawah bisa tembus cahaya. Batuan kalsit ini memapu memantulkan cahaya layaknya berlian dalam kegelapan,” jelasnya.
Eko mengungkapkan, kondisi di dalam gua saat ini masih minim oksigen. Panjang yang baru bisa ditelusuri berkisar 80 meter dan kemungkinan besar memiliki tembusan. Sebab, semakin ke dalam, kandungan oksigen semakin banyak.
“Ini berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Namun sebelum dijadikan sebagai tempat wisata, masih harus dilakukan pemetaan lagi,”imbuhnya.
Rencananya, tim dari UGM akan melakukan pemetaan untuk memastikan kondisi gua. Hari ini tim akan kembali masuk ke dalam gua untuk menelusuri kembali.
Dari penelitian awal ini juga diketahui kalau aktifitas alat berat yang mengepras bukit menyebabkan batuan berjenis kalsit yang ada di dalam gua patah. Jika tidak segera dihentikan, dikhawatirkan batuan stalaktit yang ada di dalam gua kembali rusak.
“Saya harap dihentikan terlebih dahulu. Pasalnya, untuk yang diujung(di dalam gua) ada yang rusak. Ada beberapa yang patah, kemungkinan kerusakan batu tersebut diakibatkan dari getaran backhoe,” jelasnya.
Terpisah, ketua RT 04 Dusun Gelaran 1, Ariswanto pihaknya terus melakukan kerja bakti untuk membersihkan material tanah yang ada di mulut gua. Selain itu juga membersihkan dinding gua yang masih menempel.
“Mulai hari ini kami melakukan kerja bakti. Untuk sementara wisatawan belum diperbolehkan masuk ke dalam gua karena kandungan oksigennya masih tipis,” ucapnya.
Dengan terus dibersihkan ini, Aris berharap gua yang belum memiliki nama tersebut bisa menjadi destinasi wisata baru di komplek wisata Gua Pindul. “Semoga bisa menjadi tempat wisata baru sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat,” pungkasnya.
via tribunnews.com