JOGJA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat adanya peningkatan suhu rata-rata di kawasan Gunung Merapi sebesar 0,22 derajat Celsius setiap 10 tahun, yang setara dengan 0,02 derajat Celsius per tahun.
“Analisis grafik tren temperatur di Wilayah Merapi menunjukkan bahwa suhu rata-rata tahunan mengalami kenaikan sebesar 0,22 derajat Celsius per 10 tahun atau 0,67 derajat Celsius per 30 tahun,” ungkap Koordinator Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Etik Setyaningrum, saat dihubungi oleh Pandangan Jogja, Rabu (8/10).
Namun, peningkatan suhu di kawasan Merapi tidak secara langsung mempengaruhi suhu di wilayah DIY.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Pakar Iklim dan Bencana dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani, menjelaskan bahwa perubahan suhu di Yogyakarta lebih banyak dipengaruhi oleh pemanasan global dan aktivitas manusia.
Selain emisi karbon, ia menambahkan bahwa kondisi atmosfer yang minim tutupan awan juga berkontribusi terhadap peningkatan suhu permukaan.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
“Jika tutupan awan berkurang, maka radiasi matahari yang diterima akan lebih banyak, sehingga secara tidak langsung menyebabkan suhu meningkat,” kata Emilya saat dihubungi oleh Pandangan Jogja, Rabu (7/10).
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Emilya juga menyebutkan bahwa aktivitas vulkanik seperti letusan gunung dapat mempengaruhi suhu, meskipun dampaknya tergantung pada arah angin dan penyebaran debu vulkanik.
“Letusan gunung mungkin menjadi salah satu faktor, tetapi tidak otomatis menyebabkan suhu meningkat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa erupsi dapat mengakibatkan perubahan iklim, tetapi ada juga yang tidak,” ujarnya.
Dikutip dari Pandanganjogja ig