Dinas Perhubungan Kota Jogja memperluas kajian lalu lintas searah, bukan hanya pada ruas jalan tertentu, tetapi kawasan sebagai salah satu upaya mengurai kepadatan lalu lintas.
“Fokus kajian adalah pada kawasan, bukan mengarah ke ruas jalan tertentu. Oleh karena itu, kajian membutuhkan waktu yang cukup lama,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Jogja, Golkari Made Yulianto, Minggu (12/1/2015).
Menurut dia, kawasan yang menjadi objek kajian lalu lintas searah tersebut meliputi kawasan Tugu, Kotagede dan Lempuyangan.
Proses kajian, lanjut dia, tidak hanya dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Jogja tetapi melibatkan akademisi serta pelaku yang berada di kawasan tersebut.
Kajian dilakukan untuk mengetahui volume kendaraan yang melintas, beban jalan, kondisi sosial serta dampak perubahan arus lalu lintas di ruas jalan lain.
“Penerapan jalan searah ini ditujukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas. Oleh karena itu, kami tidak ingin perubahan arus lalu lintas ini justru menimbulkan kepadatan di ruas jalan lain,” katanya.
Ia mengatakan, penerapan arus lalu lintas searah akan menimbulkan dampak terhadap kondisi lalu lintas di ruas jalan lain. Namun, Dinas Perhubungan Kota Jogja akan memastikan agar dampak tersebut bukan pada munculnya lokasi kemacetan baru.
“Jika muncul kepadatan lalu lintas, maka kondisi tersebut hanya terjadi sesaat. Setelah pengguna jalan beradaptasi, maka kepadatan itu akan terurai dengan sendirinya,” katanya.
Di kawasan Tugu, salah satu ruas jalan yang menjadi fokus kajian adalah Jalan AM Sangaji, sedangkan di Kotagede ada di Jalan Kemasan dan Mondorakan, dan di Lempuyangan ada di Jalan Lempuyangan.
via harianjogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta