Berita JOGJA — Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dan Pemda DIY telah memulai transisi dari penggunaan becak motor (bentor) ke becak kayuh yang bertenaga listrik di kawasan Malioboro. Program ini diluncurkan dalam bentuk kampanye publik yang diadakan pada hari Jumat (18/7), sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan dengan emisi rendah.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa kehadiran becak listrik di Malioboro bertujuan untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Ia menjelaskan bahwa ketika Malioboro dipenuhi pengunjung, kebutuhan akan oksigen meningkat, sementara emisi karbon juga mengalami kenaikan yang signifikan.
“Oleh karena itu, kita harus mendukung agar Malioboro ini benar-benar memiliki emisi karbon yang seminimal mungkin. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan menggunakan becak listrik atau becak kayuh,” kata Hasto di sela-sela kegiatan kampanye, Jumat (18/7).
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
“Secara bertahap, kita akan mengurangi penggunaan bentor,” tambahnya.
Pemkot dan Pemda DIY juga sedang mempersiapkan fasilitas pendukung untuk kendaraan ramah lingkungan tersebut, termasuk area parkir dan titik pengisian daya (charging station) di sekitar Malioboro.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
“Kita perlu menentukan di titik-titik mana saja yang akan ada kantong untuk parkir andong, becak, dan tempat servis. Jika kuota andong hanya enam puluh, maka becak tentu akan terbatas. Tidak boleh sampai memenuhi area yang mengganggu pejalan kaki,” imbuh Hasto.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Ia juga menegaskan bahwa ke depan, penggunaan bentor akan dibatasi secara bertahap. Kebijakan ini akan disesuaikan dengan skenario lalu lintas di jalan-jalan sekitar Malioboro.
Selengkapnya di Pandangan Jogja
View this post on Instagram
