Jalan Tol Yogyakarta-Bawen yang diharapkan bisa direalisasikan pada 2019 akan dibangun elevated (melayang), untuk meminimalkan pembebasan lahan guna menekan dampak sosial yang timbul.
“Rancang bangun Tol Yogya-Bawen yang rencananya akan dibuat melayang, secara prinsip pendekatan tersebut dapat dibenarkan. Mengingat strategi segmentasi atau penanganan spesifik untuk beberapa segmen kritis bisa diterapkan,” kata peneliti di Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Arif Wismadi di Yogya, Selasa (20/11/2018) malam.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Arif mengungkapkan, apabila pertimbangannya semata-mata persoalan biaya, maka untuk setiap segmen yang akan dibuat melayang harus dibandingkan biayanya dengan yang tanpa dibuat melayang. Sebaliknya, apabila pertimbangannya faktor lingkungan, maka yang diperhatikan tidak semata-mata aspek biaya pembebasan lahan, namun juga dampak lingkungannya. Secara prinsip, jika kebijakan pembangunan tol tersebut telah ditetapkan maka tugas engineer dan pakar yang merancang dengan memaksimalkan manfaat sekaligus antisipasi dampak yang tidak diharapkan.
“Perencanaan dan kajian soal Tol Yogya-Bawen tidak sekadar berkaitan rute, tapi dampak sosial dari pembangunan tol tersebut. Jadi butuh kecermatan supaya jangan sampai keberadaan jalan tol itu mengganggu tata ruang yang sudah ada,” terangnya.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Selengkapnya baca > KRJogja | foto ilustrasi