Sebanyak 86 desa di Sleman masuk dalam daerah rawan bencana angin puting beliung. Selain itu, masih ada sejumlah desa lainnya yang masuk dalam kawasan rawan bencana erupsi Merapi, gempa, dan longsor.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman, Heru Saptono mengakui jika eskalasi bencana meningkat seiring dengan isu pemanasan global. “Eskalasi meningkat, semua wilayah desa rawan angin ribut atau puting beliung,”ujar dia ditemui di pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) Tridadi di Pemkab Sleman pada Jumat(7/4/2017).
Sementara itu, 7 desa lainnya termasuk rawan bencana Erupsi Merapi, 6 desa di wilayah Prambanan rawan bencana longsor, dan 5 desa di Berbah dan Kalasan rawan bencana gempa. Karena itu, Pemkab Sleman berupaya memaksimalkan keberadaaan Destana dengan menambah jumlahnya setiap tahun.
Saat ini, terdapat 34 Destana di Sleman dari total 86 desa. Sedianya akan ada penambahkan sebanyak 12 Destana selama tahun 2017 ini. Dari jumlah tersebut, 8 akan ditopang pendanaan dari APBD Sleman dan 4 lainnya oleh APBD DIY. Secara bertahap, Pemkab Sleman akan menjadikan seluruh desa menjadi destana hingga tahun 2021 mendatang.
Selengkapnya baca > HarianJogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta