Forum Asean Ministers Responsible for Culture and Arts (AMCA) ke-8 dan pertemuan ke-14 Asean Senior Officials Meeting Responsible on Culture and Arts (SOMCA) yang berlangsung di Hyatt Hotel 21-26 Oktober 2018 menetapkan Yogyakarta sebagai City of Culture ASEAN. Penetapan secara langsung dilakukan dalam agenda gala dinner di Prambanan, Rabu (24/10/2018) malam.
Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Hilmar Farid mengatakan penetapan Yogyakarta sebagai City of Culture ASEAN sebenarnya merupakan tradisi dalam pertemuan AMCA dan SOMCA. Menurut dia, setiap negara tuan rumah wajib menunjuk satu kota untuk mendapatkan predikat tersebut paling tidak untuk dua tahun kedepan.
“Setiap tuan rumah diberi kewenangan menentukan salah satu kota sebagai city of culture. Indonesia menunjuk Yogyakarta dan mendapat persetujuan penuh dari seluruh anggota. Yogyakarta ini sudah menunjukkan budaya yang inklusif dengan pluralnya masyarakat mampu hidup secara inklusi dan ini langsung diamini seluruh negara peserta yang setuju,” ungkapnya.
Menyandang predikat City of Culture menurut Hilmar membuat Yogyakarta memiliki beberapa konsekuensi. Menyusun rencana kerja yang memuat tema besar Culture of Prevention atau budaya mencegah hal buruk harus dilakukan untuk nantinya disampaikan kepada seluruh negara peserta termasuk Korea, Jepang dan China.
Selengkapnya baca > KRJogja | foto ilustrasi