PersoalanĀ sampah di Kota Yogyakarta seakan menjadi polemik berkepanjangan serta tak berujung. Namun, berbekal kreativitas yang dimiliki warga masyarakat, titik terang pun terus bermunculan dari akar rumput yang bergerak melakukan pengolahan limbah dengan pendekatan seni dan budaya.
Satu di antaranya seperti yang ditempuh olehĀ senimanĀ lukis sekaligus aktivis lingkungan asal Kota Yogyakarta, Iskandar Harjodimulyo, yang merealisasikanĀ wayangĀ dengan bahan bakuĀ sampah.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Berbeda denganĀ wayang pada umumnya yang terbuat dari kulit sapi, warga Gondokusuman tersebut memilih limbah kertas dan plastik sebagai sarananya. Iskandar mengisahkan, ide itu mulai dieksekusi pada kisaran 2013 lalu, ketika ia masih bertugas di DKI Jakarta sebagai relawan edukasi lingkungan di bantaran Kali Ciliwung. Menurutnya, pekerjaan itu menjadi awal mula ‘perkenalannya’ dengan duniaĀ sampahĀ yang setiap hari rutin dijumpainya di aliran sungai tersebut.
“Sejak awal saya memang memakai pendekatan seni dan budaya untuk mengedukasi warga, saya melatih melukis dan lain-lain. Tapi, melihatĀ sampah-sampah dari plastik, saya terbesit ide, ya, untuk membuatnya jadiĀ wayang,” tetnag Iskandar, Selasa (17/1/2023).
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Namun, rupanya untuk membuatĀ wayangĀ berbahan dasarĀ sampah plastik ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Bagaimana tidak,Ā sampahĀ botol-botol minuman harus diluruskannya terlebih dahulu dengan tumpukan kain dan disetrika, sebelum diberi goresan cat akrilik untuk menampilkan sketsaĀ wayang
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Setelah merasa mantap, ia pun sempat memboyong karyanya tersebut menuju pameran seni rupa ternama, Jakarta Biennale, dengan nama bekenĀ WayangĀ Uwuh. Dalam Bahasa Jawa,Ā uwuhĀ berartiĀ sampah, atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi.
Akhirnya, pintuĀ WayangĀ UwuhĀ untuk melalang buana ke penjuru dunia terbuka, setelah mendapat undangan khusus untuk menggelar pameran tunggal secara rutin di Bangkok, Thailand, sejak 2017 lalu.
Selengkapnya baca di TribunJogja
