Kecil-kecil cabai rawit, demikianlah ungkapan yang pantas disandangkan bagi siswa dan siswi yang tergabung dalam student company (SC) SMKN 1 Cangkringan.
Bagaimana tidak, di usia yang masih belia mereka mampu berkreasi dalam bidang kuliner.
Uniknya makanan yang diciptakan memanfaatkan bahan makanan yang jarang dilirik oleh masyarakat. Satu di antara produk makanan yang mereka kreasikan adalah brownies bonggol pisang.
Sepintas mungkin terdengar aneh lantaran bonggol pisang biasanya hanya dianggap “limbah” setelah buah pisang masak dan dipanen. Namun di tangan mereka, bonggol pisang berubah menjadi brownies yang lezat dan tidak kalah dengan brownies yang dipasarkan di toko-toko kue.
“Bonggol pisang dijadikan tepung sebagai bahan baku brownies,” ungkap Tyas Erni Rahmawati, siswi kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian saat ditemui di stan Pameran Potensi Daerah (PPD) Sleman, Kamis (30/4/2015).
Menurutnya bonggol yang digunakan merupakan jenis pisang kepok. Hal ini lantaran serat bonggol pisang kepok memiliki serat yang lebih halus dari jenis pisang lainnya.
“Untuk pengolahannya, bonggol pisang harus diserut terlebih dahulu. Kemudian hasil serutan ini direndam selama tiga jam dalam larutan baking powder atau air kapur sirih,” kata gadis 16 tahun itu.
Perendaman tersebut dimaksudkan untuk meluruh getah yang ada pada bonggol pisang. Pasalnya getah tersebut dapat membuat bonggol pisang sulit diolah menjadi tepung.
“Setelah bersih, serutan bonggol pisang dijemur hingga kering dan baru bisa digiling menjadi tepung,” ujarnya.
Tidak ada perbedaan dalam pembuatan brownies bonggol pisang dengan brownies pada umumnya. Namun dalam pembuatan brownies, tepung bonggol pisang dicampur dengan tepung terigu dengan perbandingan 1:1.
“Jika hanya menggunakan tepung bonggol pisang, tekstur brownies terlalu keras. Sehingga dibutuhkan tepung terigu sebagai bahan pendamping,” paparnya.
via tribunjogja