Sebuah rumah berarsitektur joglo berdiri megah, pertama dan satu-satunya di Eropa, tepatnya di Kebun Raya Arboretum, Slovenia.
Peresmian rumah ini dilakukan oleh Dubes RI untuk Austria dan Slovenia Rachmat Budiman bersama Menteri Kebudayaan Slovenia Uros Grilc, Rabu (23 April 2014) waktu setempat.
“Didirikannya rumah joglo di Kebun Raya Arboretum, Slovenia, ini merupakan bukti bahwa persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dan Slovenia berjalan baik,” ujar Dubes.
Menurut Dubes, kehadiran rumah joglo ini diharapkan tidak saja menjadi simbol hubungan baik kedua negara, tetapi juga sebagai tempat di mana masyarakat kedua bangsa dapat melakukan pertukaran informasi dan pandangan serta diskusi mengenai berbagai aspek kerjasama antar kedua negara, khususnya bidang kebudayaan.
“Diyakini bahwa saling pengertian dan menghormati kebudayaan masing-masing akan mempermudah upaya membangun hubungan kerjasama di berbagai bidang, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi untuk memperkuat hubungan dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat kedua negara,” imbuh Dubes.
Sebelumnya Dubes menjelaskan bahwa pendirian rumah joglo ini melalui proses panjang sejak awal mula gagasan pembangunan rumah tradisional Indonesia di Slovenia mulai dibahas pada 2006.
“Berbagai upaya untuk mewujudkannya terus dilakukan secara berkelanjutan, baik oleh pihak pemerintah maupun masyarakat kedua negara, hingga pada akhirnya ide dimaksud dapat menjadi kenyataan pada tahun ini,” demikian Dubes
Hadir pada peresmian antara lain kalangan pejabat tinggi pemerintah Slovenia, para Dubes dan korps diplomatik negara-negara sahabat di Slovenia, Konsul Kehormatan RI di Slovenia, Konsul Kehormatan RI di Klagenfurt, beberapa anggota DPRD Yogyakarta, pengusaha, dan publik Slovenia, friends of Indonesia serta media massa setempat.
Sumbangan Yogya
Rumah joglo sumbangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta ini dirancang secara khusus di Yogyakarta sejak 2013 untuk disesuaikan dengan kondisi iklim empat musim di Slovenia yang sangat berbeda dengan iklim tropis di Indonesia.
Selain kualitas bahan, penyesuaian khusus juga dilakukan pada disain dan susunan atap joglo agar dapat bertahan secara baik dalam kondisi musim dingin yang bersuhu di bawah nol dan beban salju tebal.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY GBPH Yudaningrat selaku wakil dari Pemerintah DIY pada peresmian ini menyampaikan makna joglo sebagai “masterpiece” Rumah Tradisional Jawa yang diciptakan dengan mempertimbangkan unsur filosofi, kepercayaan, norma-norma dan nilai-nilai budaya Jawa.
“Bagi orang Jawa joglo tidak sekadar rumah, namun juga tempat yang diharapkan dapat membawa kemakmuran dan kebahagiaan untuk penghuninya melalui perpaduan elemen makrokosmos dan mikrokosmos di dalam Joglo,” terang GBPH Yudaningrat.
Di samping itu joglo juga diciptakan untuk dapat hidup secara harmoni dengan bumi. Arsitektur joglo yang mempunyai kaitan erat antara struktur dengan material bahan bangunan, yaitu jenis kayu yang fleksibel, membuatnya tahan gempa.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
via detik