Upaya melestarikan budaya ruwahan dengan tradisi ngapem, Komunitas Malioboro of Art (Koma) akan adakan kirab budaya ruwah apeman. Ketua Panitia Imam B Rastanegara mengatakan kegiatan tradisi jawa ruwahan terus dilestarikan karena dirasa tradisi tersebut kian meluntur di masyarakat Yogyakarta. Ia mengatakan dalam kirab yang akan dilaksanakan pada, Minggu 21 Mei 2017 akan mengarak sebanyak 5000 apem yang dibentuk menjadi gunungan.
“Apem sendiri memiliki filosofi yang bagus dalam budaya Jawa, yakni untuk memohon ampun, mengampuni dan memaafkan, juga untuk menjaga silaturahmi antar tetangga maka dari itu harus terus dilestarikan. 5.000 apem yang akan diarak kami buat sendiri dengan biaya sendiri sukarela dari semua eleman panitia dan teman-teman komunitas yang nantinya akan diarak dari Kantor Dinas Pariwisata DIY hingga titik nol kilometer,” katanya.
Dikatakannya, namun sebelum puncak acara tersebut sebelumya Koma juga mengadakan serangkaian kegiatan ngapeman juga dilaksanakan di beberapa lokasi dari Gunung Merapi hingga Pantai Parangtritis. Kemudian pada puncaknya sebanyak 5.000 apem akan dibagikan kepada msayarakat setelah di arak melalui jalan Malioboro.
Sementara itu wakil ketua panitia Jasmadi, menambahkan selama rangkaian kegiatan yang dimulai 14-21 Mei tersebut, Koma juga mengadakan kegiatan seni di sepanjang jalan Malioboro seperti pentas musik, panggung kesenian, pembacaan puisi, dan pasar seni.
Selengkapnya baca > KRJogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta