Tak salah bila ada ungkapan Gunungkidul The Hidden Paradise. Seolah tak bernah ada habisnya, kini satu persatu gua mulai dikunjungi dan salah satunya gua Watu Joglo. Lokasi ini menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi penghobi wisata tracking.
Begitu pula dengan sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pada Minggu (24/11/2013) yang mengunjungi gua tersebut. Mereka harus menyusuri aliran sungai sejauh sekitar satu kilometer dengan suguhan jalan ekstrim berupa gunungan bebatuan besar.
Hendri Sutoyo, salah satu wisatwan mengatakan, dia bersama puluhan temannya sengaja berkunjung ke Gua Watu Joglo. “Bagus juga pemandangannya. Tidak menyesal jalan jauh-jauh,” ucap Hendri saat mencapai mulut Gua.
Keindahan dua batu besar setinggi kurang lebih 50 meter membentuk segitiga dengan lubang di tengahnya sangat luar biasa. Hawa sejuk juga terasa saat memasuki gua. Di dalam gua ada pancaran sinar matahari yang menerobos di antara langit-langit gua dan jatuh ke bawah membentuk cahaya bulat semakin menambah keindahan.
Semakin masuk ke dalam gua semakin mengerucut hingga harus mengendap jika ingin memasukinya. Ada banyak ruang yang membentuk lorong-lorong kecil namun gelap. Namun untuk gua utama masuk sejauh sekitar 200 meter tembus ke ujung gua.
Meski indah, sayangnya belum banyak fasilitas untuk mempermudah akses menuju Gua Watu Joglo. Gua yang berlokasi di Dusun Kepil, Desa Putat, Kecamatan Patuk ini memang terbilang masih jarang dikunjungi.
Kesempatan berkunjung dari mahasiswa UGM ini juga dalam rangka menelusuri sejumlah objek wisata yang berpotensi menjadi daya tarik wisatawan di Putat. “Pemandangannya bagus hanya promosinya yang kurang menurut saya dan jalannya yang belum tertata,” kata Rizky, mahasiswa lainnya.
Winarto, dosen pengantar pariwisata UGM juga mengungkapkan hal yang sama. Dia tidak mengira di Putat banyak potensi wisata yang diberdayakan. Hanya, belum dikenal oleh banyak wisatawan. Selama ini wisatawan terfokus pada Ekowisata Gunung Api Purba dan embung Nglanggeran yang lokasinya tidak jauh dari Watu Joglo.
Selain itu, letak Gua Watu Joglo yang lumayan jauh dari jalan utama juga membuat wisatawan tidak mengetahui ada gua seindah Watu Joglo. “Kalau untuk wisata tracking sangat bagus, hanya butuh papan informasi dan promosi bahwa di sini ada Gua Watu Joglo,” ucap Winarto.
Kepala Dukuh Kepil Sumardi mengatakan, masih kesulitan mengelola Gua Watu Joglo, karena kesulitan mencari sumber daya manusia maupun keuangan. Dia menyambut baik adanya kunjungan mahasiswa UGM yang siap memfasilitasi remaja-remaja di Dusun Plumbungan dan Kepil untuk mengembangkan potensi wisata.
via harianjogja.com