Menjadi seorang guru di sekolah dengan siswa yang sebagian besar membutuhkan perhatian khusus tak menyurutkan niat Betty Sekarasih Hadi Yani untuk membawa anak didiknya di SMA Pembangunan 4 Playen memiliki minat untuk belajar. Berbekal semangat juang yang tinggi, akhirnya guru bahasa Inggris ini berhasil membuat metode pembelajaran yang meningkatkan minat para siswa untuk belajar.
Metode belajar yang digagas adalah memanfaatkan teknologi untuk transformasi pendidikan. Betty yang dibantu oleh Nugroho Budi Santoso dan Temmy Agung Nugroho memanfaatkan aplikasi Microsoft Auto Collage, Bing, Photostory 3 for windows, Microsoft Office Publisher dan Microsoft office Powerpoint dalam pembelajaran berbasis proyek dengan mengusung tema mempromosikan objek wisata di Kabupaten Gunungkidul (Promoting Tourism Objects in Gunungkidul Regency).
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Para siswa diajak langsung ke lokasi obyek wisata untuk belajar sekaligus berkomunikasi langsung dengan pelaku wisata. Bahan yang diberikan kepada para siswa ini dipadukan dengan kurikulum nasional dan pembelajaran abad 21 (21st century learning design). Dengan memanfaatkan teknologi, para siswa diajak belajar bahasa inggris untuk menghasilkan iklan sederhana dan poster tentang wisata yang ada di Gunungkidul. Metode yang dikembangkan tersebut ternyata bisa merubah semangat para siswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.
Berkat metode yang dikembangkan tersebut, Betty akhirnya berhasil menjadi salah satu wakil Indonesia dalam Microsoft Expert Educatorsand Mentor Schools yang akan digelar dalam acara Global Forum di Barcelona pada 11-14 Maret 2-14 besok.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
SMA Pembangunan 4 Playen sendiri adalah sebuah sekolah yang berada di pinggiran kota Wonosari. Bangunan sekolahnya tidak semegah sekolah-sekolah negeri lainnya. Siswa-siswanya pun sebagian besar boleh dikatakan buangan dari sekolah lain dan jumlahnya sangat sedikit, hanya 54 siswa. Mereka terbilang nakal dan membutuhkan motivasi lebih untuk mau belajar.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Melihat kondisi siswa yang tidak bersemangat untuk belajar tersebut, muncul dalam benak Betty untuk membuat sesuatu yang bisa memotivasi para siswa. Akhirnya dengan berkolaborasi bersama dua guru lainnya, Nugroho Budi Santoso dan Temmy Agung Nugroho membuat program pembelajaran berbasis teknologi Microsoft dan alam.
Konsepnya sederhana, mengajak siswa untuk belajar langsung di obyek-obyek wisata alam yang ada di Gunungkidul dengan memanfaatkan teknologi. Program aplikasi dari Microsoft dimanfaatkan untuk mengajak belajar para siswa sekaligus mempromosikan obyek wisata yang ada di Gunungkidul
“Motivasinya sederhana, saya hanya ingin mengajak para siswa untuk mau belajar. Siswa-siswa saya ini sebagian besar membutuhkan motivasi yang lebih untuk mau belajar. Backgroundnya bermasalah,”kata Betty saat dihubungi Tribun Jogja, akhir pekan lalu.
Saat mengawali metode pembelajaran, Betty mengaku agak ragu. Namun semangat juangnya akhirnya mampu mengalahkan keraguan. Metode pembelajaraan yang memanfaatkan aplikasi Microsoft dan alam tersebut kemudian diikutkan dalam Microsoft Expert Educatoryang diselenggarakan oleh raksasa komputer dunia, Microsoft. Metode yang dikembangkan oleh Betty bersama kedua temannya akan bersaing dengan 250 karya guru inovatif dari 80 negara di dunia yang berhasil lolos ke tingkat Internasional.
”Awalnya yang penting ikut saja. Tidak berfikiran untuk menang, ternyata setelah diumumkan, kami menang. Sangat senang meski sampai saat ini belum percaya,” jelasnya.
Rencananya, Betty akan berangkat ke Barcelona bersama dua wakil dari Indonesia lainnya dari SD N Ponorogo, SMP Al-Azhar Jakarta pada 7 Maret mendatang. “Saya sangat senang. Ini kesempatan untuk belajar dan mengharumkan nama Indonesia.Semoga kedepannya semakin bermanfaat,” ucapnya.
Sementara itu, Nugroho Budi Santoso mengungkapkan, metode pembelajaran yang dikembangkan oleh timnya bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa dalam mengikuti pelajaran. Dengan mengajak belajar bersama, akan tercipta team work yang kuat. ”Kami ingin membuat segala sesuatu yang terbatas ini menjadi tidak terbatas. Mereka nanti yang akan merasakannya,” ungkapnya.
Kepala sekolah SMA Pembangunan 4 Playen, Sarono menambahkan, metode yang dikembangkan oleh tiga tenaga pendidiknya tersebut memberikan nuansa baru di sekolah. Kegiatan belajar di sekolah lebih menarik sehingga para siswa semangat untuk terus memperdalam ilmu.”Kami yang terbatas ini berharap mampu memberikan kontribusi untuk daerah kami,”imbuhnya.
via tribunnews
