Asal Mula Masangin, Masuk antara Dua Beringin Alun-alun Selatan Jogja


Banyak yang masih penasaran tentang apa manfaat sebenarnya berjalan diantara dua beringin dengan mata tertutup di Alun-Alun Selatan. Penghageng Kraton Yogyakarta, Gusti Bendhoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo pun akhirnya menceritakan perihal asal mula adanya Masangin (Masuk Antara Dua Pohon Beringin) di Alun-Alun Selatan tersebut, Jumat (31/7/2015).

Gusti Prabu mengatakan bahwa pada awalnya tahun 1985, ketika pertama kali pindah ke rumahnya di sebelah barat Sasono Hinggil dia menemui dua orang warga dari Bantul yang berjalan di tengah kegelapan dengan mata ditutup. Dua orang yang menurut dia berasal dari Bantul tersebut tampak serius menjalani laku berjalan dengan mata tertutup melewai dua beringin kembar.

“Nah saat itu saya sedang duduk-duduk di depan rumah karena masih sangat sepi sekali di sini (Alun-Alun Selatan) dan melihat dua orang itu. Mereka berjalan dengan mata tertutup dan terjatuh lalu saya tanya ternyata mereka telah turun temurun melakukannya, jadi itu memang dari masyarakat sendiri,” ungkapnya.

https://www.jogja.co/mitos-paling-terkenal-jogja-beringin-kembar-alun-alun-kidul/

Namun kala itu, Gusti Prabu belum mengetahui apa nama laku yang dijalankan oleh masyarakat setiap Selasa Kliwon tersebut. “Saya malah belum tahu waktu itu namun akhirnya saya memberikan nama Masangin untuk menghindari kesan musrik,” imbuhnya.

Namun demikian, ternyata semakin lama semakin banyak masyarakat yang menjalankan laku Masangin tersebut hingga saat ini. Setiap sore hingga malam, ratusan wisatawan mencoba melakukan Masangin di Alun-Alun Selatan.

Tak hanya itu saja, masyarakat sekitar pun memanfaatkan tradisi yang sudah membudaya dan menjadi ikon di kawasan Alun-Alun Selatan untuk memperbaiki perekonomian. Jasa penyewaan penutup mata hingga hiburan-hiburan lain seperti sepeda mobil hias pun hidup berdampingan dengan tradisi masyarakat Yogyakarta tersebut.

via krjogja