Hujan Lebat Masih Akan Turun di DIY


Meski telah terhitung memasuki musim kemarau sejak awal Mei, namun hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah DIY. Hal itu bisa terjadi karena adanya potensi gangguan cuaca selama musim kemarau berlangsung.

Demikian dipaparkan Kasi Data dan Informasi BMKG DIY, Tony Wijaya, Kamis (15/5). Menurutnya, hal itu disebabkan karena perubahan pola angin yang terjadi di beberapa belahan dunia.

“Jadi memang masih mungkin terjadi perubahan cuaca ekstrim, misalnya hujan lebat yang bisa saja terjadi dalam bulan-bulan ini, termasuk di wilayah DIY,” tuturnya.

Lebih lanjut ia memaparkan, selain perubahan pola angin, sejumlah gangguan lain juga bisa menyebabkan perubahan cuaca dan curah hujan di sejumlah belahan dunia, tak terkecuali Indonesia dan DIY. Namun potensi perubahan cuaca tersebut diperkirakan tidak berlangsung lama dan hanya terjadi sesekali.

“Itu termasuk perubahan jangka pendek dan mendadak, jadi tidak seterusnya terjadi, meski demikian memang perubahan jangka pendek ini tetap perlu diwaspadai dan diantisipasi,” imbuh dia.

Ia juga berujar, untuk wilayah DIY sendiri curah hujan memang sudah mulai menurun saat memasuki musim kemarau. Menurut Tony, curah hujan di wilayah ini berkisar pada angka 50 milimeter per 10 hari. Dengan kata lain, secara umum angka tersebut sudah menurun jika dibanding bulan April lalu.

Tony menuturkan, untuk curah hujan tertinggi di wilayah DIY berada di Yogya bagian utara, khususnya di seputaran lereng Merapi. Sementara untuk curah hujan terendah ada di pesisir pantai atau wilayah DIY bagian selatan.

Hal itu berarti, lanjut Tony, potensi hujan lebat masih sangat mungkin mengguyur wilayah Yogya utara. Kondisi tersebut katanya masih akan berlangsung hingga Bulan Agustus mendatang.

“Artinya memang meskipun kita sekarang sudah masuk musim kemarau, bukan berarti sama sekali tidak turun hujan, sampai bulan Agustus mendatang dimana curah hujan terendah untuk tahun ini,” urai Tony.

Sementara untuk suhu udara selama awal musim kemarau, Tony menuturkan suhu di wilayah DIY berkisar pada angka 32 derajat celcius pada siang hari, dan bisa mencapai 20 derajat celcius di malam hari.

“Sejumlah perubahan ekstrim memang masih mungkin terjadi pada musim kemarau tahun ini, termasuk potensi mendung hingga hujan lebat,” katanya.

via tribunnews

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta