Revitalisasi Kawasan Malioboro mulai digarap kembali oleh Pemda DIY bersama Pemkot Yogyakarta dan PT KAI (Persero) untuk jangka pendek. Program jangka pendek revitalisasi Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian merupakan bagian terintegrasi dan pararel dengan kawasan sekitarnya meliputi penataan sisi luar atau fasad bangunan, penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), penataan Titik Nol Kilometer dan pembuatan toilet underground.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY, Rani Sjamsinarsi mengatakan revitalisasi Malioboro akan digarap jangka pendek dahulu. Sebab untuk jangka panjang, grand desainnya masih disusun. Program jangka pendek tersebut dilakukan untuk menangani titik nol kilometer, toilet underground, fasad dan PKL Malioboro untuk 2015 hingga 2016 mendatang.
“Jadi lima desain pemenang sayembara penataan Malioboro yang digelar tahun lalu telah diintegrasikan dengan ide-ide yang sudah ada,” kata Rani di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Senin (13/4/2015).
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUP-ESDM, Muhamad Mansur menegaskan ditargetkan grand desain revitalisasi kawasan Malioboro selesai tahun ini yang akan ditindaklanjuti dengan teknis pembangunan atau detail engineering design (DED) yaitu fasad, PKL dan Street Furniture. Tahun ini diharapkan DED selesai kemudian 2016 mendatang diimplemetasikan, sebelumnya baik Pemda DIY maupun Pemkot sudah menyingkronisasi konsep dan desaian secara keseluruhan dengan hasil sayembara.
“Implementasinya dibuat jangka pendek, menengah dan panjang. Harapannya dalam kurun waktu 5 tahun mendatang penataan kawasan Malioboro akan terlihat, jangan sampai kita sudah punya DED tetapi tidak ada action di lapangan secara bertahap,” imbuhnya.
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyampaikan pihaknya siap melakukan beberapa perubahan dengan mengedepankan aspek sosialisasi kepada masyarakat. Pemkot Yogyakarta akan berkoordinasi dengan Pemda DIY untuk menata tahapannya dari semua pemenang lomba sayembara desain penataan kawasan Malioboro.
“Kita akan tata dulu tahapan teknisnya dan secara umum sudah disinkronkan dengan hasil pemenang sayembara namun harus didetailkan lagi. Untuk penanganan masalah sosial dengan sosialisasi harus dijelaskan dahulu, saya mohon partisipasi masyarakat bagi kepentingan yang lebih besar, Malioboro bukan hanya milik kota saja tetapi milik DIY,” tuturnya.
Excutive Vice President (EVP) PT KAI (Persero) Daop VI Yogyakarta, Wiwik Widayanti mengaku pihaknya masih menunggu pengembangan besar revitalisasi tersebut yang masih di kaji ulang desain besarnya. Intinya untuk kawasan Stasiun Tugu sudah mendesak sekali, pihaknya akan membuka kawasan bong suwung yang telah dibebaskan sebagai lahan parkir dan pintu masuk selatan seluas 7000 m2 dengan pemisahan zona angkutan lokal dan jarak jauh.
“Untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan di sebelah timur Stasiun Tugu Yogyakarta jadi sebagian akan diarahkan ke selatan, diharapkan sebelum Lebaran 2015 sudah bisa direalisasikan,” pungkas Wiwik.
via krjogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta