(Ramainya Antrian pengunjung Gua Pindul 2 Mei 2015 / facebook : Lazarus Arintoko )
Sejumlah pihak mendesak pembatasan jumlah wisatawan yang masuk ke dalam Gua Pindul segera dilaksanakan karena kondisinya saat ini sudah cukup mengkhawatirkan.
Baca Juga
Profesor ITS Ubah Plastik Jadi BBM RON 98
Tanda-tanda Akan Terjadi Hujan Es
Hotel Murah di Jogja Tarif Mulai Rp 70 Ribuan
Tidak terkontrolnya jumlah wisatawan dikhawatirkan malah akan merusak ekosistem yang bisa merugikan masyarakat sendiri.
Salah satunya disampaikan oleh Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul, Purwanto. Menurutnya, jika pemerintah dan pengelola Gua Pindul tidak segera melakukan pembatasan, maka ekosistem di dalamnya akan rusak.
Dalam jangka panjang masyarakat sendiri yang akan rugi.
“Kami meminta segera ada pembatasan. Kalau seperti itu terus, malah akan merugikan masyarakat,” katanya saat diminta tanggapan mengenai membludaknya wisatawan yang masuk ke dalam Gua Pindul pada akhir pekan lalu, Senin (4/52015).
Politisi Partai Gerindra ini mengakui memang saat ini tidak ada aturan tertulis yang membatasi jumlah wisatawan. Untuk itu diperlukan komitmen kuat di antara pengelola sehingga apa yang sudah disepakati bisa benar-benar dijalankan.
Selain pembatasan, menurutnya juga diperlukan kebijakan meliburkan Gua Pindul. Artinya, dalam jangka waktu tertentu, pengelola tidak memasukkan wisatawan untuk menyusuri gua.
Langkah itu nantinya bisa meminimalisir kerusakan ekosistemnya.
“Itu perlu (diliburkan satu hari dalam sepekan atau sebulan). Kalau ekosistemnya sudah rusak, butuh waktu lama untuk memperbaikinya,”ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Walhi DIY. Menurut Direktur Walhi DIY, Haliq Sandera, pembatasan jumlah wisatawan ini mendesak untuk dilakukan.
Pembatasan dapat dilakukan dengan berbagai model. Salah satunya melakukan pembatasan jumlah wisatawan perhari atau pertahun.
“Pembatasan tidak hanya dilakukan di Pindul saja, tetapi juga dilakukan di kawasan ekowisata yang dikembangkan lainnya,”katanya.
Kepada pemerintah, Haliq meminta untuk segera membuat kebijakan mengenai pembatasan jumlah kunjungan wisatawan ini. Nantinya, kebijakan tersebut segera disosialisasikan kepada masyarakat sehingga bisa terlaksana dengan baik.
“Kesadaran masyarakat yang tinggal di lokasi ekowisata untuk tetap menjaga lingkungan, perlu dibangunkan. Karena ketika ekosistem tidak dijaga, berubah dan rusak, akan mengurangi minat wisatawan juga untuk berkunjung ke sana,” imbuhnya.
via tribunjogja
Serba-serbi Ramadhan
Bagaimana Cara Berpuasa Yang Sehat Selama Bulan Ramadhan
Inilah 6 Negara Dengan Jumlah Masjid Terbanyak di Dunia
Tarif KA Termurah untuk Mudik Lebaran 2025. Mulai Rp 10.000
