JOGYA – Kampung Badran adalah salah satu kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi yang terletak di pusat kota Yogyakarta. Dahulu, kampung ini dikenal dengan sebutan “kampung preman”. Suharmano masih mengingat dengan jelas masa mudanya ketika preman-preman yang tinggal di Kampung Badran sangat dihormati. Mereka tidak hanya dikenal karena kekuatan fisik, tetapi juga solidaritas dan saling membantu di antara mereka. Bahkan, salah satu temannya merupakan preman yang cukup terkenal.
Sutrisno juga mengingat dengan baik saat-saat ketika Kampung Badran terkenal sebagai Kampung Preman. Ia adalah saudara kandung almarhum Gunjack atau Gunadi.
Ia menceritakan bahwa pada masa itu, banyak penduduk Kampung Badran yang tidak memiliki pekerjaan dan akrab dengan tindakan kekerasan. Sebagian besar dari mereka adalah pendatang dari desa-desa lain.
“Dulu, jika ada pencuri dari daerah lain, mereka sering berkumpul di Badran. Pencuri dari Surabaya biasanya melarikan diri ke Badran,” ungkap Sutrisno dalam wawancara di kanal YouTube Paradoks.
Saat ini, kondisi Kampung Badran telah mengalami perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan masa lalu. Perubahan ini tidak terlepas dari kehadiran pendatang yang membawa perubahan positif dalam dinamika sosial di kawasan tersebut.
Saat ini, kampung ini telah mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah sebagai Kampung Ramah Anak. Hal ini mencerminkan keragaman masyarakat yang hidup rukun dan harmonis.
Selain itu, pada tahun 2019, Kampung Badran juga dianugerahi predikat oleh Pemkot Jogja sebagai Kampung Sadar Bencana. Warga setempat telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam penanggulangan bencana, yang ditandai dengan pembentukan Basis Organisasi Kesiagaan Komunitas (Bokomi) pada tahun 2007.
Selengkapnya di Merdeka.com
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta