Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerjasama dengan Pemerintah Desa Kebonharjo dan NGO Collaboration Center for Hanshin Earthquake Rehabilitation Japan mengadakan kegiatan “Symposium on Woman Empowerment in Disaster Preparedness” pada hari Senin, 21 Mei 2018 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono.
Acara yang dimoderatori oleh Ir. Eko Agus Prawoto, M. Arch, menghadirkan Murai Masakiyodari NGO Collaboration Center for Hanshin Earthquake Rehabilitation Japan, Rohmad Ahmadi, S.IP selaku Kepala Desa Kebonharjo, dan Linda Octavia S.T., M.T.selaku dosen Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) UKDW sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D selaku Ketua LPPM mengatakan bahwa perguruan tinggi hadir untuk melakukan kajian mengenai respons terhadap kebencanaan. “Diperlukan analisis dari segi teknologi dan kearifan lokal untuk memperkaya pengalaman dan kesiapsiagaan mendeteksi bencana maupun tindakan yang diambil sesudah bencana terjadi,” tambahnya.
Murai Masakiyo menjelaskan bahwa tujuan dari simposium ini adalah untuk menunjukkan pentingnya peranan wanita dan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) untuk mitigasi bencana supaya disebarluaskan ke masyarakat. “Saya melihat ada banyak hal yang dapat dipelajari dalam hal penanggulangan bencana di Desa Kebonharjo. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)telah memetakan titik-titik rawan longsor sehingga masyarakat dapat lebih sigap saat menghadapi bencana. Hal ini merupakan salah satu prinsip dalam penanggulangan bencana yakni mendeteksi kemunculan bencana, menyadari tanda bahaya bencana sesegera mungkin, bertindak dengan benar, siaga bencana, dan belajar dari bencana,” paparnya.
Linda Octavia menyoroti peran strategis perempuan dalam hal kebencanaan, yakni sebagai orang paling terdampak ketika terjadib encana namun juga memiliki peran yang sangat penting dalam menyelamatkan keluarga da nmendidik anak-anak tentang kebencanaan. “Peran perempuan sangat efektif dalam mentransfer pengetahuannya terhadap generasi berikutnya. Selain itu, peran kelompok-kelompok usaha perempuan yang berprespektif kebencanaan mampu menjadi solusi alternatif terhadap persoalan kebencanaan yang terjadi. Sebagai contoh kegiatan perekonomian yang dikembangkan oleh warga Kebonharjo ini akan berkontribusi terhadap perubahan lingkungan hidup,” jelasnya.
Sedangkan Joko Purwadi, S.Kom, M.Kom selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni,dan Informasi menyampaikan harapannya supaya kolaborasi antara universitas, NGO Collaboration Center for Hanshin Earthquake Rehabilitation Japan, dan FPRB Desa Kebonharjo dapat dikembangkan lebih luas untuk penelitian dan sarana saling belajar untuk perkembangan masyarakat khususnya dalam hal penanggulangan bencana.
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta