Kenapa Tanggal 7 Oktober Diperingati Sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jogja? Ini Sejarahnya


JOGYA -Kota Yogyakarta atau Jogja akan merayakan ulang tahunnya yang ke-268 pada tanggal 7 Oktober 2024. Hampir seluruh masyarakat turut serta dalam perayaan tersebut. Namun, tidak ada kepastian mengenai tanggal pasti berdirinya Yogyakarta. Melalui kajian sejarah yang dilakukan oleh sejumlah ahli, disepakati bahwa tanggal 7 Oktober dijadikan sebagai hari jadi Yogyakarta. Walikota Yogyakarta saat itu, Bapak Herry Zudianto, berupaya untuk menggali kembali sejarah pendirian kota ini.

“Sebenarnya tidak ada yang mengetahui dengan tepat kapan Kota Yogyakarta didirikan, tetapi berdasarkan kajian sejarah dan masukan dari para ahli, akhirnya ditetapkan dan disepakati bahwa tanggal 7 Oktober adalah hari ulang tahun kota ini,” ungkap Herry dalam sebuah kesempatan.

Lalu, bagaimana sejarah berdirinya Yogyakarta dari awal? Yogyakarta didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang merupakan adik dari Sunan Paku Buwana II. Setelah melalui perjuangan yang panjang, pada hari Kamis Kliwon tanggal 29 Rabiulakhir 1680 atau bertepatan dengan 13 Februari 1755, Pangeran Mangkubumi yang telah bergelar Susuhunan Kabanaran menandatangani Perjanjian Giyanti, yang sering disebut Palihan Nagari.

Perjanjian Palihan Nagari inilah yang menjadi tonggak awal berdirinya Kasultanan Yogyakarta. Pada saat itu, Susuhunan Kabanaran kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. Setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti, Sri Sultan Hamengku Buwana I tinggal di Ambarketawang sambil menunggu pembangunan fisik kraton.

Sebulan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti, tepatnya pada hari Kamis Pon tanggal 29 Jumadilawal 1680 atau 13 Maret 1755, Sultan Hamengku Buwana I memproklamirkan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibukota Ngayogyakarta, yang mencakup separuh wilayah Kerajaan Mataram. Proklamasi ini berlangsung di Pesanggrahan Ambarketawang dan dikenal sebagai peristiwa Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram – Ngayogyakarta.

Pada hari Kamis Pon, tanggal 3 Sura 1681, yang bertepatan dengan 9 Oktober 1755, Sri Sultan Hamengku Buwana I mengeluarkan perintah untuk mendirikan Kraton Ngayogyakarta di Desa Pacethokan, yang terletak dalam Hutan Beringan dan sebelumnya dikenal dengan nama Garjitawati.

Selanjutnya, pada hari Kamis Pahing, tanggal 13 Sura 1682, bertepatan dengan 7 Oktober 1756, Sri Sultan Hamengku Buwana I beserta keluarganya melakukan perpindahan dari Pesanggrahan Ambarketawan ke dalam Kraton Ngayogyakarta. Peristiwa ini ditandai dengan candra sengkala memet Dwi Naga Rasa Tunggal, yang menggambarkan dua ekor naga yang saling melilit, diukir di atas banon/renteng kelir baturana Kagungan Dalem Regol Kemagangan dan Regol Gadhung Mlathi.

Peristiwa perpindahan ini menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Yogyakarta, karena sejak saat itu berbagai sarana dan bangunan pendukung untuk aktivitas pemerintahan, termasuk kegiatan sosial, politik, ekonomi, budaya, serta tempat tinggal, mulai dibangun secara bertahap. Oleh karena itu, Hari Jadi Kota Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 7 Oktober 2009 dan diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004.

Sumber Republika

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta