Kepala BPPTKG : Merapi Aktif Normal, Siklus 4 Tahunan Tak Ada


Kepala Balai Penyelidikan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Subandriyo menegaskan, siklus 4-5 tahun terjadinya erupsi Merapi tidak ada. Hingga saat ini, status Merapi masih aktif normal.

“Tidak ada siklus 4-5 tahunan erupsi, tapi yang ada itu perulangan letusan dan waktunya tidak bisa diprediksikan,” kata Subandriyo saat temu wartawan dan relawan, Kamis (13/3/2014) di Makodim Sleman.

Menurutnya, selama ini terjadinya erupsi Merapi tidak menentu. Ada kalanya terjadi dalam kurun waktu 1 tahun, 2 tahun dan 4 tahun. Bahkan Merapi pernah lama istirahat tidak ada erupsi.

“Ini artinya bukan siklus, karena kalau siklus itu terjadinya teratur. Tapi kenyataannya juga pernah istirahat lama tidak terjadi erupsi Merapi,” terangnya.

Sekarang ini status Gunung Merapi masih aktif normal. Mengenai seringnya terjadi hembusan asap itu karena ada pelepasan gas vulkanik. Namun hal itu tidak membahayakan.

“Hal itu normal terjadi dan tidak apa-apa, sehingga warga tidak perlu panik. Memang setiap saat bisa terjadi hembusan asap. Dampaknya hujan abu tipis saja,” terangnya.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana. Mengingat, bencana Merapi tidak bisa diprediksikan. “Itu yang perlu diingat masyarakat. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi bencana, masyarakat sudah tahu apa saja yang harus dilakukan,” tambahnya.

Sedangkan Dandim 0732/ Sleman Letkol Inf Bambang Yudi SSos didampingi Pasiter Kapten Kamdiyo menjelaskan, dalam kesiapsigaan terhadap bencana, pihaknya sudah siagakan dua per tiga dari jumlah personel Kodim Sleman. Jika sewaktu-waktu terjadi bencana, pasukan sudah siap diterjunkan ke lapangan untuk membantu masyarakat.

“Anggota sudah kami siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Apalagi bencana Merapi, banjir, tanah longsor dan lainnya itu tidak bisa diprediksi,” katanya.

Untuk ketrampilan anggota dalam penanganan bencana, Kodim Sleman telah melakukan latihan penanganan bencana. Bahkan seluruh koramil telah dilengkapi alat komunikasi untuk memantau bencana.

“Simulasi sudah kami lakukan. Jadi kalau terjadi bencana, kami sudah siap dan tahu apa yang akan dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dari bencana,” paparnya.

via krjogja

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta