JOGYA – Kondisi lalu lintas di Kota Yogyakarta diperkirakan akan mirip dengan Jakarta pada tahun 2030, disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang tidak sebanding dengan pengembangan infrastruktur jalan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Nindyo Cahyo Kresnanto, seorang pengajar di Fakultas Teknik Universitas Janabadra. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data dari BPS antara tahun 2005 hingga 2023, pertumbuhan sepeda motor di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rata-rata mencapai 7,4 persen per tahun, dengan total mencapai 2,8 juta unit pada tahun 2023. Sementara itu, kendaraan roda empat mengalami pertumbuhan sebesar 10,01 persen, dengan jumlah mencapai 433.000 unit pada tahun yang sama.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
“Pada tahun 2023, jumlah penduduk DIY mencapai 3,7 juta, yang berarti sekitar 75 persen penduduk telah memiliki sepeda motor, dan 1,44 persen memiliki mobil,” ujarnya dalam sebuah sarasehan yang diadakan untuk memperingati Hari Perhubungan Nasional pada Jumat (13/9/2024).
Ia juga menambahkan bahwa pertumbuhan infrastruktur jalan di daerah tersebut tergolong sangat rendah, hanya sekitar 0,2 persen per tahun.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Lebih lanjut, ia menyatakan dengan nada bercanda bahwa sejak tahun 2025, hanya ada dua ruas jalan yang dibangun di DIY, yaitu Jalan Ringroad dan Jalan Tawang-Ngalang, yang menyebabkan kemacetan terjadi secara terus-menerus.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
“Dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor yang demikian, diperkirakan pada tahun 2030 setiap warga DIY akan memiliki satu sepeda motor. Hal ini mirip dengan Jakarta yang mengalami pertumbuhan 130 persen dari jumlah penduduk, dan DIY akan segera menuju kondisi serupa pada tahun 2030,” tuturnya.
Selengkapnya di HarianJogja
