”International Conference on Tempe and Its Related Products” yang dibuka pada Senin (16/2/2015) di Yogyakarta menjadi ajang mendiskusikan dan mengkaji potensi tempe, baik dari sisi kesehatan maupun segi ekonomi.
Serba-serbi
Konferensi internasional yang diikuti sejumlah peneliti makanan dari berbagai negara itu antara lain mendiskusikan beberapa riset terbaru tentang tempe.
Ketua Panitia International Conference on Tempe 2015 FG Winarno mengatakan, masyarakat Indonesia sudah akrab dengan tempe karena makanan itu telah dikonsumsi secara turun-temurun. Selama beberapa tahun terakhir, informasi tentang kandungan dan manfaat tempe cukup banyak beredar di masyarakat.
Termurah
Meski begitu, masih banyak hal yang belum diketahui terkait tempe. ”Di samping banyak hal yang kita ketahui tentang tempe, kita semua masih punya rasa ingin tahu yang besar terhadap makanan tersebut. Banyak riset terbaru soal tempe yang perlu kita tahu,” kata Winarno yang juga Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Atma Jaya Jakarta.
Dia menambahkan, untuk membahas berbagai hal terkait tempe, ”International Conference on Tempe and Its Related Products” mengundang sejumlah ahli pangan dari Indonesia dan beberapa negara lain, antara lain Thailand, Korea Selatan, dan Perancis.
Perwakilan sejumlah perusahaan yang memproduksi produk turunan tempe dan produk yang terkait juga diundang.
Berpotensi
Menurut Winarno, tempe sangat berpotensi dikembangkan menjadi makanan dengan beragam bentuk dan manfaat. Sejumlah manfaat tempe yang pernah diteliti antara lain adalah dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah, meningkatkan ketahanan tubuh, dan mencegah serta mengobati diare.
”Namun, masih banyak penelitian yang kita perlukan untuk mengetahui karakteristik, kandungan, dan manfaat tempe. Oleh karena itu, para ahli Indonesia harus mengembangkan kerja sama dengan peneliti dari negara lain untuk meneliti berbagai hal soal tempe,” tutur Winarno.
via tribunjogja
Casciscus