Lima siswa SMA 3 Jogja mendapat tanda mata pin dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI atas keberanian bersikap jujur menemukan kebocoran soal ujian nasional (UN) beberapa waktu lalu.
KPK berpesan bibit kejujuran harus terus ditanamkan pada para pelajar sebagai bentuk pendidikan dini memberantas tindak korupsi.
Pemberian pin kehormatan KPK diberikan dan Direktorat Pendidikan Divisi Pencegahan KPK Paulina Arifin secara mendadak. Pihak sekolah cukup terkejut kedatangan KPK yang baru diketahui sehari sebelum mendatangi sekolah disebelah utara stadion Kridosono tersebut.
Tidak banyak disampaikan Paulina Arifin selain hanya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada lima siswa yang sudah menunjukkan keberanian bersikap atas beredarnya lembar jawaban soal UN yang bocor.
“Tidak banyak orang jujur berani bicara. Dan anak-anak ini ternyata berani jujur dan mengambil sikap,” katanya usai bertemu lima siswa dan beberapa guru SMA 3 Jogja, Rabu (22/4/2015).
Menurutnya, pendidikan melandasi berbagai pembentukan karakter manusia khususnya para pelajar sebagai tiang bangsa. Nilai kejujuran yang sudah dilakukan pelajar dalam mengungkap kasus kebocoran soal layak mendapatkan apresiasi semua pihak.
“Pendidikan mutlak harus membentuk kejujuran. Apa yang sudah dilakukan siswa disini harus berani diteladani seluruh pelajar Indonesia karena kejujuran menentukan masa depan bangsa,” imbuhnya.
Paulina juga menyempatkan bertemu dengan lima siswa SMA 3 Jogja untuk mendapatkan kronologi ditemukannya kebocoran soal UN lalu. Ia juga memberikan motivasi dan pemahaman soal pemberantasan tindak korupsi.
Ada lima siswa yang menerima pin KPK secara simbolis disematkan di hadapan puluhan wartawan dari berbagai media yakni mantan ketua OSIS Inria Azahra, Dava, Kholid, Dzar dan Sakif Tsaqif Wismadi yakni salah satu siswa yang mengirimkan email ke UGM dan meminta agar hasil UN tidak menjadi penilaian mahasiswa baru karena kebocoran soal tersebut.
Selain, kelima siswa, pin KPK juga diberikan kepala sekolah SMA 3 Jogja, Dwi Rini Wulandari dan kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja, Edy Heri Swasana.
via solopos | foto ilustrasi