Sebelum ditetapkan sebagai salah satu situs Geoheritage di DIY, lava bantal di Berbah yang terletak di Kali Opak perbatasan Desa Jogotirto dengan Desa Kalitirto Kecamatan Berbah Sleman ini dulunya sering dijadikan tempat pembuangan sampah liar. Namun kini sampah liar itu sudah berkurang.
Berdasarkan pantauan KRjogja.com, Minggu (11/01/2015), sampah liar sudah tidak terlihat di situs lava bantal. Hanya saja masih ada yang berserakan di sekitar jalan masuk menuju lava bantal, namun jumlahnya tidak banyak.
Camat Berbah Tina Hastani, menjelaskan lava bantal memiliki arti penting sebagai konstruksi awal gunung api tua yang terjadi di laut, pra erupsi super. Situs tersebut juga merupakan produk gunung api purba bawah laut. “Saat ini, kondisi diatas lava bantal tidak ada vegetasi, hanya saja tumbuh semak belukar dan sering dijadikan tempat pembuangan sampah liar. Namun, UPN ‘Veteran’ Yogyakarta yang melakukan penelitian pada situs tersebut punya program bersih-bersih Kali Opak secara periodik hingga sampahnya kini sudah berkurang,” terangnya.
Menurut Tina, pihaknya bakal menjadikan lava bantal sebagai kawasan wisata terpadu. Dimana lava bantal akan menyatu dengan embung Tegaltirto dan Desa Jogotirto. “Pembangunan embung yang sempat terhenti pada 2013 yang lalu disebabkan adanya situs lava bantal. Karena debit air di embung hanya 6 liter perdetik, maka air dari kali opak harus dinaikkan. Tetapi untuk menaikkan air ternyata menabrak situs lava bantal, jadi pembangunan embung terhenti,” imbuhnya.
Kedepan, lava bantal akan dijadikan kawasan wisata terpadu yang melibatkan tiga desa, yakni Jogotirto, Kalitirto dan Tegaltirto. Harapannya, setelah jadi kawasan wisata terpadu bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa setempat.
via krjogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta