Wednesday, June 25, 2025
HomeBerita JogjaLezatnya Sate Salak Juara Lomba Kuliner Sleman

Lezatnya Sate Salak Juara Lomba Kuliner Sleman

“Sini mbak, coba diicipi satenya. Enak loh,” ajak Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo ketika melihat KR datang.

Penasaran, KR mendekat ke arah istri Bupati Sleman tersebut untuk ikut mencicipi sate. Ternyata sate yang dimaksud bukan sate ayam atau sate kambing. Melainkan sate salak. Ketika mencicipi, rasa ‘sepat’ yang menjadi ciri khas buah salak tetap ada. Namun tetap enak karena ada bumbu kacang seperti sate pada umumnya.

Tak heran jika sate salak kreasi ibu-ibu PKK Dusun Pogung Kidul Desa Sinduasi Kecamatan Mlati Sleman ini meraih Juara II olahan basah dalam lomba masak berbahan dasar salak yang berlangsung di Rumah Dinas Bupati Sleman, Jumat (7/5). Sedangkan juara I diraih Tim Gamping dengan olahan Cup Cake Rendang Salak, Juara III Mafin Salak dari Moyudan. Harapan I diberikan kepada tim dari Seyegan dengan jenang salak dan Harapan II Klapertaart Roti dari Sleman.

Untuk olahan kering Juara I diraih dari Pakem dengan sempel salak, juara II Cooking daging kelapa dari Ngemplak, Juara III Nastar Salak dari Godean, Harapan I Puff Kering Salak dari Seyegan dan Harapan II Saltar dari Kalasan.

Rofiah (47) sang kreator sate salak menjelaskan proses pembuatan sate yang tidak jauh berbeda dengan sate yang biasanya. Sebelum dibakar, salak muda dikupas lalu dicuci bersih. Selanjutnya daging salak direbus setengah matang atai cukup dicelup dengan air panas. “Cukup sampai layu saja,” katanya.

Salak yang sudah layu tersebut lalu dipotong sesuai selera dan ditusukkan untuk selanjutanyab direndam dalam bumbu kacang sekitar 5-10 menit baru dibakar. Untuk salak yang digunakan harus yang masih muda dan belum ada masirnya. Salak yang digunakan salak pondoh. “Sempat mencoba salak Jawa tapi pecah ketika dibakar. Selain itu juga seret di tenggorokan,” ujarnya.

Ketua TP PKK Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo mengungkapkan, lomba masak berbahan dasar salak ini guna memeriahkan hari jadi Kabupaten Sleman ke 99. Alasan pemilihan salak sebagai bahan dasar, karena potensi buah tersebut di Kabupaten Sleman cukup tinggi. Selama ini salak pondoh juga sudah menjadi buah khas di Kabupaten Sleman. Itu tampak dari jumlah peserta lomba di tingkat dusun yang mencapai 1.212 padukuhan.

“Buah salak bahannya mudah didapat. Sayangnya ketika panen raya harganya terbilang rendah. Hanya Rp 2.000 perkilogram. Sedangkan di luar dihari biasa, harganya sekitar Rp 4.000 perkilogram. Kalau diolah dengan berbagai jenis masakan, tentu bisa meningkatkan ekonomi keluarga,” urainya.

via krjogja

RELATED ARTICLES

Most Popular