Menjadi mahasiswa asing bukanlah hal yang mudah. Selain mengejar cita-cita, mahasiswa asing juga harus menyesuaikan diri terhadap budaya dari negara lain. Salah satu Mahasiswa Program Beasiswa Darmasiswa RI – Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), IllariaMontagna yang kerap disapa Illariamenceritakan pengalamannya selama tinggal dan belajar di Indonesia ke dalam sebuah jurnal.
Jurnal tersebut berhasil meraih Juara IV Lomba Penulisan Jurnal Bahasa Indonesia “Catatan Darmasiswa: Hidup dan Kehidupan Indonesia.” Lomba ini merupakan serangkaian kegiatan dari International Gathering yang diselenggarakan oleh Sekretariat Program Beasiswa Darmasiswa RI – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada 8-9 Mei 2017 di Universitas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Selain Ilaria, UAJY mengirimkan 4 karya tulis yang ditulis oleh mahasiswa dari Thailand, Amerika Serikat, Jepang dan Italia. Illaria yang berasal dari Italia mengambil judul “Indonesia Kacamata Baru Saya.”
Sebelum memutuskan untuk kuliah di Indonesia, Illaria pernah datang ke Indonesia sehingga dia tidak terlalu mengalami culture shock. Ia sudah tahu bahwa ada banyak perbedaan antara Indonesia dengan Italia seperti tidak ada air panas dan wastafel di kamar mandi. Meskipun begitu, Illaria masih memiliki banyak hal yang belum diketahui.
Hal pertama yang dilakukan Illaria saat sampai di Yogyakarta adalah mencari tempat tinggal. Awalnya dia lebih memilih kos daripada kontrakan karena dia ingin menjalani kehidupan seperti mahasiswa Indonesia lainnya dan ingin mencoba berinteraksi dengan masyarakat Indonesia. Setelah merasakan kehidupan di kos, Illaria akhirnya memutuskan untuk tinggal di kontrakan.
“Walaupun keluarga di kos sangat ramah, gadis-gadis yang tinggal disana tidak terlalu cerewet. Saya sedikit kecewa tentang hidup sosial di kos itu karena tidak terlalu bisa bersosialisasi dengan gadis Indonesia dan kadang-kadang saya merasa sendiri, “ jelas Illaria.
Selain mengalami kesulitan dalam hal tempat tinggal, Illaria sempat kesulitan dalam hal membedakan pakaian yang sopan dan tidak sopan. Arti “pakaian yang sopan” di setiap negara berbeda-beda. Di Italia, mahasiswa boleh menggunakan kaos saat kuliah karena kaos dianggap pakaian yang sopan, sedangkan di Indonesia kaos itu bukan pakaian yang sopan. Meskipun begitu, dia senang dan sangat berterima kasih atas pengalaman yang dia dapatkan di Indonesia.
“Selama saya tinggal di Indonesia saya sudah belajar banyak, dan saya merasakan bahwa pengalaman ini sudah mengubah cara saya berpikir dan cara saya melihat, seperti saya menggunakan kacamata baru,” kata Illaria dalam Bahasa Indonesia yang cukup fasih untuk orang asing.
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta