JOGJA – Gunung Merapi yang telah ditetapkan Erupsi sejak 4 Januari lalu, saat ini tengah kembali memasuki masa ekstrusi. Masyarakat di sekitar Merapi diimbau untuk tidak beraktivitas di sungai khususnya pada sungai di sisi barat daya dan tenggara.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan Merapi kembali memasuki fase ekstrusi mulai 6 Agustus. “Ditandai dengan menurunnya aktivitas kegempaan yang diikuti meningkatnya guguran dan awan panas,” ujarnya, Jumat (13/8/2021).
Fase ekstrusi terjadi setelah Merapi melalui masa intrusi yang berlangsung pada April hingga awal Agustus lalu. Dalam fase intrusi, terjadi tekanan magma dari dalam menuju permukaan. Kemudian pada fase ekstrusi, magma yang sudah berada di permukaan ini akan keluar menjadi guguran lava dan awan panas.
Sebelumnya, Merapi juga telah memasuki masa intrusi pada Oktober hingga Januari, yang kemudian dilanjutkan dengan fase ekstrusi pada Januari sampai April. Pada fase ekstrusi, meski kegempaan menurun, masyarakat diimbau lebih waspada karena guguran dan awan panas akan lebih banyak terjadi.