Sejumlah pakar geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan penjelasan terkait fenomena cahaya putih yang terlihat di Pantai Wediombo, Gunungkidul, Selasa (11/11/2014). Setidaknya, ada dua kemungkinan yang mendasari adanya fenomena itu.
Kemungkinan 1
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Kabul Basah Suryolelono, pakar geofisika mengungkapkan fenomena pancaran cahaya hewan laut sebenarnya sudah biasa terjadi di wilayah pantai.
“Dalam suatu waktu hewan laut kerap berkumpul di area dekat bibir pantai. Karakter hewan laut selalu bergerombol, jumlahnya bisa jutaan sehingga dengan jumlah sangat banyak ini maka sinar dari fosfor yang memantul ke atas bisa seperti lampu yang memancar di kegelapan,” paparnya kepada Harianjogja.com, Kamis (13/11/2014).
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Kendati begitu, dia memerlukan data visual untuk mengungkap fakta lebih jelas di balik fenomena itu.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
“Tidak bisa hanya lewat sumber-sumber ini-itu, untuk menjawab hal yang sebenarnya peneliti butuh visualnya,” papar dia
Hanya, dari keterangan yang dia dapat, Kabul yakin itu karena faktor pancaran posfor hewan laut. Apalagi pancaran sinar berada hanya berjarak 500 meter dari bibir pantai. Hal itu sangat relevan dengan pergerakan hewan pantai di kala tertentu untuk mendekat ke bibir pantai.
Kemungkinan 2
Menurut dia peluang kemungkinan kedua terjadi sangat kecil. Fenomena itu adalah cahaya akibat awan gempa. Hal serupa sempat terjadi di Pantai Parangtritis beberapa saat sebelum terjadi gempa dasyat, 2006 lalu.
Kala itu awan gempa terlihat berwarna oranye karena munculnya menjelang pagi. Paparan sinar matahari membuat warnanya berubah, dari putih menjadi oranye. Selang tiga jam setelah itu terjadi gempa berkekuatan 5,6 skala richter. Hal yang sama juga terjadi sebelum gempa Kobe Jepang.
“Di Kobe selang gempanya tiga hari setelah muncul awan ini di atas lautan. Cuma kalau yang di Gunungkidul saya kira tidak,” tandasnya.
Apalagi cahaya di laut Wediombo terlihat saat malam hari. Padahal, awan gempa tidak bakal terlihat apabila munculnya malam hari.
Sementara Kirbani, pakar geofisika lain dari UGM menerangkan, biasanya cahaya yang muncul di laut itu adalah sebuah aurora. Cuma aurora selama ini munculnya di lautan belahan bumi utara.
“Kilatan aurora juga biasanya seperti tirai. Kalau hanya cahaya horizontal itu bukan aurora,” jelasnya.
sumber harianjogja.com
