Pasar Malam Sekaten 2015 Akan Lebih Bertradisi


Selain durasi penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) yang relatif lebih singkat, teknis pengelolaan di tahun ini juga banyak perubahan. Terutama menyangkut mekanisme pengisian lahan serta jenis yang ditonjolkan dalam pasar malam.

Walikota Yogya, Haryadi Suyuti mengungkapkan, pihaknya akan berupaya mengembalikan muatan PMPS sesuai dengan tradisinya. “Dulu kan pasar malam untuk menyemarakkan Sekaten sebenarnya berupa pameran pembangunan. Di samping itu ada endog abang, pecut, suruh dan sego gurih,” terangnya, Minggu (25/10/2015).

Seiring ramainya tingkat kunjungan maka turut merebak aktivitas perekonomian dan permainan. Perkembangan PMPS tersebut pun perlu dikendalikan tanpa harus menggeser sisi lokalitas atau tradisi. Apalagi inti Sekaten yang ditandai dengan proses Miyos Gongso, penabuhan gamelan, pembacaan riwayat kelahiran Nabi Muhammad SAW, Kondur Gongso dan Grebeg Mulud, mampu dipertahankan dengan baik hingga saat ini.

Oleh karena itu, imbuh Haryadi, bersamaan dengan revitalisasi Alun-alun Utara maka menjadi momentum untuk mewadahi tradisi PMPS. Salah satu wacana yang akan disiapkan ialah membebaskan sewa lahan yang akan mengisi stan. “Ini baru sebatas wacana tapi kami siapkan ke arah sana. Model stan kami yang menyediakan, serta pengisiannya berdasarkan kriteria,” tambahnya.

Kriteria pengisian itu pun hingga kini masih terus dirumuskan. Namun ciri khas Sekaten maupun PMPS akan lebih diprioritaskan seperti simbol endog abang, sego gurih dan lainnya. Sesuai rencana, PMPS akan digelar pada awal Desember, sehingga pemkot memiliki waktu satu bulan penuh untuk merampungkan persiapan.

Haryadi menambahkan, penyelenggaraan PMPS sudah ditetapkan selama tiga pekan, bukan 40 hari seperti tahun sebelumnya. Yakni satu pekan sebelum Sekaten, satu pekan saat Sekaten dan satu pekan usai Sekaten. Terkait usulan pemindahan lokasi PMPS supaya tidak merusak Alun-alun Utara, menurutnya layak untuk dipertimbangkan. “PMPS tahun ini tetap di Alun-alun Utara, untuk tahun depan akan kami pertimbangkan. Tapi kalau tradisi Sekaten tidak bisa dilepaskan dari Kraton, Alun-alun Utara dan Masjid Gede,” tandasnya.

Sumber > KRJogja

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta


CLOSE
CLOSE