Nitilaku adalah pawai budaya sebagai simbolisasi sejarah UGM yang berawal dari Keraton Yogyakarta. Kegiatan kultural dan historis ini kemudian jadi agenda tahunan, yang diikuti oleh civitas akademika dan alumni UGM dari seluruh Indonesia.
Tahun ini Nitilaku bertransformasi menjadi peristiwa budaya yang mensinergikan potensi UGM, masyarakat, swasta dan pemerintah. Unsur-unsur sejarah perjuangan dan kebangsaan menjadi elemen utama dalam tiap kegiatan Nitilaku.
Nitilaku dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2019, dengan titik awal di Pagelaran Keraton Yogyakarta pada 05.30 WIB. Kegiatan Nitilaku sendiri terdiri dari :
Kegiatan utama dari Nitilaku yang dikemas dalam bentuk pawai budaya dengan tema besar kebudayaan wayang dan semangat perjuangan. Hal ini akan divisualkan melalui kostum dan atraksi dari kontingen. Tema kebudayaan dan semangat perjuangan akan mempresentasikan kostum – kostum perwayangan, baju khas daerah, dan perjuangan. Unsur kebudayaan dan semangat berbangsa serta bernegara akan dimunculkan melalui parade kostum tradisional dan atraksi seni budaya nusantara.
Sebelum dilaksanakannya pawai alegoris rombongan akan dilepaskan dari Pagelaran Keraton oleh Relasi Keraton Yogyakarta dan UGM akan disegarkan kembali oleh Sri SultanH B X, Rektor UGM dan Ketua PP KAGAMA, Ganjar Pranowo serta doa di pimpin oleh Ust.Wijayanto.
Para peserta pawai terdiri dari undangan VVIP yaitu Pratikno (Mensesneg), Mahfud MD (Menkopolhukam), Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR), Retno Marsudi (Menlu), Airlangga Hartarto (Menperin), Budi Karya Sumadi (Menhub) dan serta civitas akademika UGM yakni mahasiswa, dosen, hingga karyawan UGM, alumni UGM, KAGAMA, Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) di Yogyakarta, Dharmasiswa, komunitas seni Yogyakarta dan masyarakat DIY.
2. Hiburan Rakyat (Street Performance)
Hiburan rakyat merupaka rangkaian acara yang terselenggara pada halaman depan boulevard UGM hingga PKKH UGM, dimana panggung hiburan rakyat sendiri di isi oleh berbagai komunitas KAGAMA, UKM Show, Dharmasiswa UGM, dan Komunitas Perempuan Berkebaya Yogyakarta. Dimana Hiburan rakyat ditampilkan untuk mengimplementasikan semangat perjuangan, kerakyatan, kebangsaan dan pancasila yang
berkebudayaan.
3. Panggung Kesenian (Stage Performance)
Panggung Kesenian utama dan puncak rute menggambarkan perjalanan UGM juga pada masa awal hingga berujung di area UGM yang berada di Balairung. Panggung kesenian di isi oleh Speed Painting, KBS Nitirupa yang melakukan pameran lukisan dimana ditujuhkan untuk lelang sebagai dana beasiswa, Tari Wira Pertiwi, The Dean Band, Elek Yo Band dan Didi Kempot. Dimana semua penampil membawakan nuansa kebudayaan dengan
semangat perjuangan.
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta