Jogja — Kendati sejumlah kasus Covid-19 di DIY telah memenuhi kriteria pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) atau pelacakan kemungkinan varian baru, sampai saat ini hasil pemeriksaan tersebut belum menunjukkan adanya mutasi virus Corona di DIY.
Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi, menjelaskan telah menyelesaikan pemeriksaan pada 16 sampel dengan rincian 12 dari Cilacap, satu Sleman, satu Bantul, satu Solo dan satu Jepara.
“Ada varian yang B.14.66.2, sebagian besar B.14.66.2. Itu yang masih kami teliti apakah itu varian lokal Indonesia atau bagaimana, jadi kami masih mendiskusikan itu dengan tim epidemiologi. Kami belum menyimpulkan apakah varian itu yang berdampak pada penyebaran di Cilacap,” katanya, Senin (7/6/2021).
Meski demikian ia memastikan sampel tersebut bukan merupakan varian baru dari sejumlah negara lain. “Bukan varian Delta. Kami nyebutnya Delta, tidak boleh menyebut nama negara. WHO sekarang menghindari stigmatisasi, tidak boleh menyebut nama negara asal pertama dideteksi varian itu,” kata dia.
Dua sampel dari DIY tersebut hasil pemeriksaannya yakni sampel Sleman bukan termasuk varian Alfa, Beta, Gama atau Delta. Sementara sampel dari Bantul tidak keluar hasilnya karena CT value-nya 33.
Selengkapnya baca HarianJogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta