Penataan Alun-alun Utara Jogja Segera Dimulai


Penataan kawasan Alun-alun Utara Keraton Kasultanan Yogyakarta segera dimulai. Pemda DIY bersama Pemerintah Kota dan Keraton Kasultanan Yogyakarta menggelar acara kenduri sebagai penanda awal dimulainya penataan kawasan heritage itu. Kenduri digelar di Pagelaran Keraton, Rabu (14/5/2014) siang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY Rani Sjamjinarsi mengatakan penataan awal di mulai dari bangunan pekapalan di sisi timur Alun-alun Utara.

Pada tahap awal bangunan di pekapalan sisi timur akan dibersihkan dan dibuka kembali. Warga yang tinggal di sana sudah diminta pindah. “Mereka sudah bersedia, tapi ya biasa, minta waktu dulu,” kata Rani dijumpai di sela acara kenduri yang dihadiri Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.

Khusus pembersihan pekapalan sisi timur, Pemda mendapat bantuan APBN Rp1,3 miliar. Proses pengerjaannya sudah diambil alih pihak ketiga sejak 12 Mei 2014 kemarin. “Usai kenduri, segera dilaksanakan proses penataannya,” tandas Rani.

Sementara pekapalan sisi timur digarap, Pemda DIY saat ini juga sedang menyiapkan penataan di sisi barat dan utara. Ada alokasi Rp39,5 miliar dari Dana Keistimewaan bidang Tata Ruang untuk penataan kawasan Alun-alun Utara berikut lokasi lain. Alun-alun Utara juga akan dilengkapi pedestrian, saluran dainase, sanitasi serta toilet bawah tanah

Sebab, penataan sentral Yogyakarta ini harus dilakukan secara menyeluruh dengan kawasan pendukungnya. Rani menyebut anggaran itu untuk penataan Alun-alun Utara, parkir Ngabean, kawasan Pakualaman, kawasan Kotagede serta revitalisasi di sumbu filosofi Yogyakarta, mulai Tugu Pal Putih hingga Panggung Krapyak.

Menurut Rani, penataan kawasan yang berhadapan dengan wajah Keraton ini adalah tantangan besar. Ada 350 pedagang kaki lima (PKL) dan pelaku usaha lainnya yang aktif sejak bertahun- tahun lalu. Belum lagi parkir bus pariwisata yang hanya bisa dipindahkan jika Taman Parkir Ngabean sudah selesai dibangun.

Rani mengatakan Pemda DIY tidak akan menggusur PKL di sana. Pemda akan menyiapkan puluhan gerobak PKL baru bagi mereka. Gerobak itu dirancang khusus agar mudah dipindahkan. Sehingga, jika ada event di Alun-alun Utara, keberadaan PKL tidak menimbulkan kesan kumuh seperti saat ini.

Ada tiga jenis gerobak yang disiapkan. Modelnya berbeda sesuai jenis dagangannya. Rencananya akan ada156 gerobak bergerak serta 61 lapak untuk PKL permanen.
Tidak Kumuh Alun-alun Utara juga akan dilengkapi dengan pedestrian, saluran dainase, sanitasi serta toilet bawah tanah.

“Terutama untuk pedagang kuliner bakso, soto. Agar tidak kumuh,” ucap Kabid Cipta Karya Dinas PUP-ESDM DIY Muh Mansur menambahkan.

Namun, pelaksanaanya dilakukan bertahap. Targetnya, Desember 2014 sudah selesai. Sehingga 2015, kawasan ini lebih bersih, tidak kumuh. Bus pariwisata juga tidak lagi menutupi wajah Keraton yang menjadi sentral budaya Yogyakarta.

Sekretaris Forum Komunikasi (Forkom) Alun-alun Utara, Krisnadi Setiawan mengatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan 300-an PKL yang ada di kawasan itu. “Semua sudah bersatu, siap ditata. Yang penting mereka diperbolehkan tetap mencari nafkah,” kata Krisnadi usai mengikuti acara kenduri siang itu.

Para PKL akan difasilitasi gerobak yang disiapkan Pemda DIY. Namun, karena jumlahnya terbatas, gerobak akan diprioritaskan untuk PKL asal DIY. Terutama yang berasal dari wilayah sekitar Alun-alun Utara. Dari total 350 PKL yang ada, 10 persen diantaranya berasal dari luar DIY.

via tribunnews

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta