Guguran material yang dikeluarkan Gunung Merapi, Selasa (11/8/2015) pagi, sekitar pukul 07.42 WIB dengan jarak mencapai 900 meter ke arah barat daya, hulu Kali Lamat dinyatakan aman. Kendati demikian, pendakian hingga ke puncak gunung teraktif sejagad tersebut tetap dilarang.
Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Pengembangan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Kusdaryanto menyampaikan guguran biasa terjadi karena faktor iklim panas. Karena material mudah rapuh, Kusdaryanto tidak menyarankan ada pendakian sampai puncak Merapi.
“Rekomendasi kami pendaki tetap sampai pasar Bubrah,” katanya saat dihubungi Selasa (11/8/2015).
Pasar Bubrah merupakan salah satu pos pendakian yang berada di wilayah Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Jarak dari Pasar Bubrah ke puncak merapi sekitar satu kilometer.
Sebelumnya, Kepala BPPTKG DIY I Gusti Made Agung Nandaka mengimbau tidak ada aktifitas apa pun di puncak Merapi, termasuk upacara peringatan 17 Agustus, demi keamanan. Meski kondisi Merapi aktif normal level I, level terbawah, namun puncak Merapi, menurut Made, cukup sempit, tidak ada area terbuka yang lapang.
“Selain itu sangat berbahaya karena material vulkanis sisa eurupsi 2010 mudah longsor,” kata Made, 6 Agustus lalu.
via harianjogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta