Semenjak pertengahan Februari lalu, ayam-ayam yang dipelihara warga Kloron, Segoroyoso, Pleret, Bantul banyak yang mati secara mendadak. Jumlah terbanyak ayam yang mati dalam satu waktu adalah 30 ekor.
Suryono, salah satu warga Kloron mengatakan, 20 ayam yang ia pelihara juga mati secara mendadak. Begitu pula yang dialami warga lain.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
“Tiba-tiba ayamnya itu diam satu sampai dua hari. Biasanya didekati kan lari, nah itu engga. Terus tiba-tiba mati. Saat ini belum saya laporkan ke dinas,” kata Suryono, Kamis (6/3/2014).
Bila ditotal, ayam milik warga Kloron yang mati mencapai 300 ekor semenjak pertengahan Februari lalu. Namun jumlah itu masih cukup sedikit bila dibanding tahun lalu yang mencapi 500 ekor. Kebanyakan warga memilih untuk mengubur ayam-ayam yang mati tersebut.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
“Ada yang dibakar, tapi sebagian besar dikubur,” tambah Suryono.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Terpisah, Wisnu Sumono, Kepala Seksi Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul mengatakan, pihaknya masih mendalami penyebab matinya ayam-ayam tersebut. Saat ini ia belum mengetahui apakah penyebabnya flu burung atau tidak.
“Kami masih mendalami kasus tersebut, apakah karena flu burung atau tidak. Tapi semoga saja tidak,” kata Wisnu.
Sebelumnya, puluhan ayam yang dimiliki warga Pandak dan itik milik warga Srigading, Sanden juga mati secara mendadak. Setelah dites, unggas-unggas tersebut positif terkena avian influenza.
Untuk mencegah semakin meluasnya flu burung, Dispertahut telah memberikan vaksinasi, penyemprotan dan penyuluhan bagi warga untuk menjaga kebersihan kandang unggasnya.
via tribunnews