NGARAK SIWUR. Kirab budaya mengarak 2 buah “siwur” (gayung) utk menguras “enceh” (tempayan) di kompleks Makam Raja-raja mataram Imogiri. Tanggal 21 November 2013, waktu jam 8 pagi-siang, Start dari Kantor Kecamatan Imogiri, dan finish: halaman Makam Raja-raja Mataram Imogiri Bantul
NGURAS ENCEH. Prosesi menguras 4 buah tempayan pusaka di makam Raja-raja Mataram imogiri. Tanggal 22 November 2013, waktu jam 8 pagi-siang, bertempat di kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri Bantul.
Tradisi Ngarak Siwur merupakan pengembangan dari tradisi Nguras Enceh (Gentong) di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri.
Upacara ritual yang dilaksanakan di Komplek Makam Raja-Raja Mataram ini merupakan tradisi dalam rangka mengganti air yang terdapat dalam gentong di makam Raja-raja Imogiri. Air kurasan tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat yang percaya air tersebut berkhasiat memberikan bermacam kebaikan bagi kehidupan.
Upacara ini dimulai dengan mengganti air yang terdapat pada empat padasan, yakni Kyai mendung (berasal dari Roma), Nyai siem (Myanmar), Kyai danumoyo (Aceh), dan Nyai Danumurti (Palembang) kemudian dilanjutkan dengan kirab budaya.
Dalam kirab ini, peralatan nguras berupa siwur (gayung dari tempurung kelapa) dibawa dari Kecamatan Imogiri menuju kompleks Makam Raja-raja. Kegiatan ritual ini ditutup dengan pentas kesenian tradisional.
Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan seluas 5.448,6880 Ha ini berada di dataran rendah. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul sekitar 8 Km.
foto Patromax
sumber Potensi Wisata Bantul
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta