Berita JOGJA –Fenomena udara dingin yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta, atau yang dikenal dengan istilah mbediding, diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan bahwa kejadian bediding adalah hal yang biasa, terutama saat memasuki puncak musim kemarau.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, menjelaskan bahwa fenomena mbediding terjadi karena pada puncak musim kemarau, khususnya di DIY, didominasi oleh angin timuran atau monsun Australia yang bersifat kering dan tidak membawa uap air.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Reni juga mengungkapkan bahwa suhu udara dingin yang terjadi disebabkan oleh menipisnya kandungan air di dalam tanah, ditambah dengan tutupan awan yang relatif sedikit.
“Suhu udara dingin, atau yang dalam istilah umum di masyarakat Jawa dikenal dengan bediding, biasanya terjadi saat musim kemarau,” ujar Reni pada Jumat (11/7/2025).
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Reni menjelaskan bahwa suhu terendah yang tercatat saat fenomena mbediding di Yogyakarta berkisar antara 20 hingga 22 derajat Celsius. Namun, suhu tersebut bisa lebih rendah tergantung pada kondisi atmosfer.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Pada Kamis (9/7/2025), suhu tercatat mencapai 20 derajat Celsius pada malam hari. Sementara itu, suhu tertinggi terjadi pada Senin (7/7/2025) dengan suhu mencapai 31 derajat Celsius pada siang hari.
Selengkapnya di RRI